Jakarta (ANTARA) - Di musim liburan, banyak orang berencana pergi ke destinasi wisata impian baik bersama keluarga maupun sahabat, namun perlu diwaspadai bahwa momen ini dapat dimanfaatkan oleh penipu untuk melancarkan aksinya.
Peneliti Kaspersky telah mengamati penipu yang mengambil keuntungan dari pengguna yang tidak waspada. Berikut ini tiga skema penipuan umum yang digunakan untuk memikat korban, sebagaimana tertulis dalam siaran pers, Senin.
Penipuan tiket
Pakar Kaspersky telah menemukan banyak situs penipuan yang mengklaim menawarkan tiket pesawat murah. Halaman phishing yang dibuat dengan baik ini sering kali meniru layanan maskapai penerbangan dan agregator tiket terkenal. Beberapa bahkan menampilkan detail penerbangan nyata.
Namun, alih-alih mengirimkan tiket yang dijanjikan, penipuan ini bertujuan untuk mencuri uang dan mengeksploitasi informasi pribadi Anda untuk tujuan berbahaya.
Baca juga: Hati-hati, skema penipuan daring bisa lintas platform
Penipuan akomodasi
Salah satu penipuan akomodasi yang umum adalah pendaftaran online palsu untuk penyewaan tempat inap atau apartemen.
Penipu online membuat iklan yang menarik di platform populer, menampilkan foto terbaik, dan menawarkan harga murah untuk memikat wisatawan. Namun, begitu pemesanan dilakukan dan pembayaran dikirim, akomodasi tersebut ternyata palsu.
Penipu juga dapat membuat situs web palsu yang meniru platform pemesanan hotel yang sah. Situs web ini sering meminta pengguna untuk masuk menggunakan Facebook atau Google.
Dengan begitu, penipu bisa mendapatkan akses tidak sah ke media sosial atau akun email korban. Ini dapat menyebabkan pencurian identitas, transaksi tidak sah, dan aktivitas berbahaya lainnya.
Baca juga: Penipu digital kerap manfaatkan kenyamanan dan kelengahan calon korban
Penipuan survei dan giveaway
Penipu online membuat situs web palsu atau mengirim email yang mengklaim bahwa partisipan dapat memperoleh hadiah besar dengan menyelesaikan survei yang berkaitan dengan traveling.
Survei itu dirancang untuk mengumpulkan informasi pribadi, seperti nama, alamat, nomor telepon, dan bahkan informasi keuangan, dengan kedok persyaratan kelayakan atau pembagian hadiah.
Selain itu, survei biasanya diakhiri dengan permintaan untuk membagikan kembali situs tersebut kepada teman-teman agar mereka juga dapat menerima hadiah. Dalam kasus seperti itu, penipu memanfaatkan korbannya sendiri sebagai alat untuk menyebarkan penipuan lebih lanjut.
Untuk itu, pakar keamanan Kaspersky Olga Svistunova mengatakan, sangat penting bagi wisatawan untuk tetap waspada dan berhati-hati saat melakukan aktivitas perjalanan online.
"Verifikasi keaslian situs web, gunakan platform pemesanan tepercaya, dan jangan pernah membagikan informasi pribadi atau keuangan tanpa verifikasi yang tepat. Ingat, sedikit skeptisisme dapat sangat membantu dalam memastikan liburan yang aman dan bebas penipuan,” kata Olga.
Tak hanya itu, wisatawan juga diimbau untuk membaca ulasan dari sumber tepercaya untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman wisatawan lain dan mengetahui potensi bahaya yang mungkin terjadi. Kemudian, penting juga untuk menggunakan solusi keamanan tepercaya seperti Kaspersky Premium.
Baca juga: Studi UGM: Kedok hadiah jadi modus penipuan digital tertinggi
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023