Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyampaikan bahwa Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Provinsi Sulawesi Utara, pada Senin pagi meluncurkan awan panas guguran sejauh dua kilometer.

Sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah di Jakarta, Senin, Kepala Badan Geologi Sugeng Mujiyanto mengatakan bahwa awan panas guguran dari Gunung Karangetang meluncur ke sektor tenggara, arah Kali Kahetang.

Menurut dia, Gunung Karangetang dua kali meluncurkan awan panas guguran pada Senin pagi.

Pada pukul 07.59 WITA gunung api itu meluncurkan awan panas guguran dengan dengan amplitudo maksimum 30 milimeter selama 220 detik dan pada pukul 08.50 WITA meluncurkan awan panas guguran dengan amplitudo maksimum 20 milimeter selama 205 detik.

Badan Geologi meminta warga maupun wisatawan tidak mendekati, tidak melakukan pendakian, dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yang mencakup area dalam radius 2,5 kilometer dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan) serta area perluasan sektoral ke arah barat daya, selatan, serta tenggara sejauh 3,5 kilometer.

Selain itu, Badan Geologi meminta warga untuk mewaspadai dampak guguran lava dan awan panas guguran dari Gunung Karangetang.

Warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Karangetang juga diminta meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman lahar hujan dan banjir bandang.

Setelah Gunung Karangetang meluncurkan awan panas guguran pada Senin pagi, sebagian warga di sekitar gunung diarahkan untuk mengungsi di Gereja Tampuna, Kampung Bolo, Kelurahan Tarorane, Kecamatan Siau Timur, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.

"Jumlah penduduk (yang mengungsi) masih harus ditanya ke BPBD. Sementara ini jumlah penduduk paling dekat dengan awan panas berada di Kampung Bolo ada sembilan keluarga dengan 15 jiwa," kata Sugeng.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023