Banyumas (ANTARA) - Ratusan umat Hindu di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengarak dua buah "ogoh-ogoh" sebagai bagian dari ritual Tawur Agung Kesanga menjelang Hari Raya Nyepi.
"Ogoh-ogoh" berupa "butha kala" (raksasa, red) dan pocong ini diarak sejauh 2 kilometer menyusuri sejumlah ruas jalan di Desa Klinting, Kecamatan Somagede, Banyumas, Senin siang.
Selanjutnya, "ogoh-ogoh" tersebut dibakar di depan Pura Pedaleman Giri Kendeng, Desa Klinting.
Ketua Parisada Hindhu Dharma Indonesia (PHDI) Banyumas Wayan Antara mengatakan, pawai "ogoh-ogoh" ini merupakan rangkaian ritual Tawur Agung Kesanga menyambut Hari Raya Nyepi 1953 Saka.
"Sedangkan `ogoh-ogoh` merupakan simbol hawa nafsu serakah manusia. Sebelum Nyepi, ogoh-ogoh akan dibakar untuk menyucikan hati," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, pembakaran "ogoh-ogoh" mengandung makna bahwa angkara murka harus dimusnahkan.
Dengan demikian, kata dia, pada tahun baru 1953 Saka ini, umat Hindu mempunyai hati dan jiwa yang suci.
"Kami terakhir kali menggelar pawai `ogoh-ogoh` tahun 2003 silam dan setelah itu vakum. Tahun ini, kami kembali menggelar pawai `ogoh-ogoh` guna menyambut Nyepi," katanya.
Pawai "ogoh-ogoh" juga dimeriahkan dengan berbagai kesenian khas Banyumas seperti calung Banyumasan dan kuda lumping.
(*)
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013