Washington (ANTARA) - Serangan balasan Ukraina melawan pasukan Rusia berjalan lebih lambat dari yang diharapkan tetapi masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan mengenai peluang Kiev dalam meraih kemenangan dalam pertempuran, kata pejabat senior Pentagon pada Jumat (7/7).
Amerika Serikat dan negara-negara sekutu lain telah menghabiskan waktu berbulan-bulan membangun persenjataan yang disebut "tumpukan baja" bagi Ukraina, serta melatih pasukan Ukraina dalam teknik persenjataan gabungan untuk membantu Kiev menusuk pertahanan kokoh Rusia selama melakukan serangan balasan.
Namun, Rusia telah menghabiskan waktu berbulan-bulan pula untuk memperkuat garis pertahanan, mengelilinginya dengan ranjau darat dan membentenginya dengan persenjataan berat yang membuat kemajuan Ukraina di timur dan selatan menjadi lambat dan memakan banyak korban.
Colin Kahl, penasihat kebijakan utama Pentagon, mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia lebih berhasil dalam memperkuat pertahanan mereka "daripada perkiraan yang telah diapresiasi sepenuhnya".
Dia menyatakan keyakinannya bahwa Kiev sedang melakukan yang terbaik dalam pertarungan yang sulit ini.
"Terlalu dini untuk menilai bagaimana serangan balasan berjalan karena kami sedang berada di tengah-tengah," kata Kahl di Pentagon, sebutan bagi Departemen Pertahanan AS.
"Mereka masih menjajaki garis pertahanan Rusia (dan) titik lemah di area Rusia. Dan ujian sesungguhnya adalah kapan mereka dapat menemukan itu, serta seberapa cepat mereka dapat memanfaatkan titik-titik lemah itu," katanya, menambahkan.
Baca juga: Rusia luncurkan serangan drone di Kiev, pertama setelah 12 hari
Pernyataan Kahl datang saat dia mengumumkan pasokan amunisi kluster atau bom tandan yang diharapkan Pentagon dapat memastikan Ukraina memiliki kekuatan persenjataan yang memadai.
"Kami ingin memastikan bahwa Ukraina memiliki artileri yang cukup untuk menjaga mereka dalam pertempuran dalam konteks serangan balasan saat ini, serta karena segalanya berjalan sedikit lebih lambat dari yang diharapkan," ujarnya.
Beberapa pejabat AS, berbicara secara anomim, menyatakan optimismenya bahwa Kiev telah memiliki semua persenjataan yang dibutuhkan, termasuk alat penyapu jalur ranjau dan pembajak ranjau.
Ukraina juga memiliki kesempatan unik menyusul pemberontakan gagal bulan lalu yang dilakukan pemimpin tentara bayaran Rusia Yevgeny Prigozhin, yang dinilai pejabat AS mengungkap dampak merusak dari perang Presiden Vladimir Putin di Ukraina.
Sumber: Reuters
Baca juga: Biden dan Zelenskky bahas dukungan bagi Ukraina
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023