Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla, di depan para cendekiawan Islam sedunia, menyatakan, dasar negara Pancasila dan nilai-nilai ajaran agama Islam berdimensi sama dalam hal mempromosikan prinsip nilai demokratisasi dan toleransi di tengah pluralitas bangsa. Saat menjamu makan malam para cedekiawan peserta Konferensi Internasional Cendekiawan Muslim II, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin malam, Kalla menyatakan, para pendiri negara ini sejak awal menyadari secara sungguh-sungguh pluralitas yang ada di Tanah Air. Dalam jamuan makan malam itu, hadir Utusan Khusus Tahta Suci Vatikan, Monsigneur Khaled Akaslah, Menteri Wakaf Sudan, Dr Azhari El-Taghani, Menteri Negara Pakistan, Muhammad K Masnal, Utusan Khusus Yordania, Pangeran Gazhib bin Muhammad, Menteri Wakaf Oman, Sheikh Afdal ben Ahad Al-Khalifi, dan Utusan Khusus Iran, Ayatollah Muhammad A Taskiri. Selain itu juga hadir Ketua PB Nahdlatul Ulama, KH Hasjim Muzadi, mantan Menteri Agama, Said A Siradj, dan sejumlah besar pimpinan organisasi Islam Indonesia, serta para ahli Islam internasional. Mereka semua akan berkonferensi selama tiga hari sejak 20 Juni di Hotel Borobudur, Jakarta. "Pancasila dan nilai agama Islam memiliki dimensi sama dalam mempromosikan demokrasi dan toleransi serta mengupayakan keadilan di Indonesia. Berangkat dari nilai-nilai inilah Indonesia sangat menghargai nilai-nilai agama di antaranya menghormati nilai pluralitas dan mengedepankan dialog untuk mencapai keadilan dan kemakmuran," katanya. Bagi bangsa Indonesia, katanya, konsep itu melekat dalam falsafah hidup bangsa. Itu yang selalu ditekankan pendiri bangsa seperti terkandung dalam lima prinsip Pancasila untuk mencapai negara adil dan makmur. Dengan demikian, katanya, pertemuan internasional ini sangat relevan dalam menghadapi permasalahan semua negara Islam yang sangat kompleks dan menantang, yaitu ketidakailan, ketidakseimbangan, dan ketidaktoleran dalam perkembangan dinamis situasi internasional yang terjadi. "Di tengah perbedaan di antara kita, kita harus bisa menumbuhkan salingpengertian satu sama lain. Mengakui pluralitas itu kunci bagi kita. Dialog cara paling efektif untuk menumbuhkembangkan hal itu. Itu juga terdapat dalam nilai ajaran Islam yang sesuai prinsip kedamaian dan toleransi," katanya. Melalui pertemuan ini, kata Kalla, diharapkan bisa mencegah bangsa-bangsa dari keadaan yang lebih buruk lagi, semisal situasi domestik yang sering menyelimuti. Selain itu, pertemuan ini diharapkan bisa mempromosikan konsep keilmuan dan toleransi. "Hal ini bukan hanya keharusan tetapi kebutuhan kita. Bagi bangsa Indonesia, menerapkan nilai pluralitas adalah kesaksian bahwa toleransi dan modernisasi juga ada di Indonesia. Untuk mencapai hal itu mustahil terjadi jika tidak ada Islam dan kaum Islam yang modern," kata Wapres. Sebagai negara berpenduduk beragama Islam terbanyak di dunia, katanya, nilai-nilai Pancasila selalu relevan untuk dijadikan panduan bagi kami pada saat ini dan masa mendatang. Itu juga melingkupi nilai Islam dan universal. "Dalam konteks inilah, kita semua berharap, sebagai muslimin dan muslimah bisa memiliki komitmen yang semakin kuat untuk terus menerus melaksanakan tugas menumbuhkan demokrasi, menghormati nilai kemanusiaan, dan patuh pada hukum," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006