Program Sekolah Pasar ini sebagai upaya mengatasi lesunya pengunjung pasar tradisional di Yogyakarta sebagai dampak pandemi COVID-19. Tahun ini, Sekolah Pasar merupakan angkatan keempat

Yogyakarta (ANTARA) - Program Sekolah Pasar yang dicetuskan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, sebagai upaya mengatasi lesunya pengunjung pasar tradisional di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Program Sekolah Pasar ini sebagai upaya mengatasi lesunya pengunjung pasar tradisional di Yogyakarta sebagai dampak pandemi COVID-19. Tahun ini, Sekolah Pasar merupakan angkatan keempat," kata Kepala LPPM UIN Sunan Kalijaga Muhrisun di Yogyakarta, Sabtu.

Program Sekolah Pasar diluncurkan tahun 2020, di mana angkatan pertama dimulai di Pasar Nirmala Bantul, berlanjut ke Pasar Piyungan Bantul pada 2021, di Pasar Kowen, Godean, Sleman pada 2022, dan Pasar Balerante, Wonokerto, Sleman pada 2023. Penerjunan 62 mahasiswa KKN Tematik ke Pasar Balerante Sleman dilakukan pada 5 Juli 2023.

"Program Sekolah Pasar bukanlah program pengabdian yang besar, tapi tentang proses belajar dan menerapkan keilmuan untuk memajukan pasar, literasi untuk pedagang pasar, bagaimana mengatasi masalah, mengelola konflik, sehingga pasar menjadi kondusif, progresif dan menjadikan masyarakat suka berkunjung ke pasar," katanya.

Ia mengatakan, Program Sekolah Pasar tentunya bukan hanya tentang pasar, tetapi dinamika pedagang dan konsumen, manajerial untuk menyatukan kepiawaian pedagang dan keinginan konsumen.

"Karena itu kontribusi apapun dari mahasiswa yang sudah terjun sangat bermanfaat bagi yang akan diterjunkan. Di Sekolah Pasar, mahasiswa belajar mandiri mengatasi masalah dan dinamika pasar," kata Muhrisun.

Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UIN Sunan Kalijaga Trio Yonathan Teja Kusuma mengatakan, tim LPPM yang terdiri atas para dosen pembimbing lapangan menggagas adanya kurikulum praktis Sekolah Pasar untuk mengedukasi para pedagang pasar tradisional bagaimana strategi memilih barang dagangan.

Selain itu, kata dia, bagaimana mengelola lapak, mempromosikan dagangan, mengelola modal agar berkembang sampai mengedukasi tentang strategi berdagang lewat teknologi digital, sehingga pasar tradisional tetap menjadi pilihan masyarakat untuk berbelanja, walaupun tidak belanja langsung karena pandemi COVID-19.

"Sekolah Pasar menjadi program berkelanjutan melalui penerjunan KKN Tematik dengan durasi satu semester, namun kunjungan ke pasar tidak setiap hari. Program Sekolah Pasar dapat dikonversikan menjadi nilai KKN bagi mahasiswa," katanya.

Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, FEBI UIN Sunan Kalijaga Ahmad Sholahuddin mengatakan, Sekolah Pasar selain untuk mengembangkan pasar tradisional juga sangat bermanfaat sebagai wahana belajar di masyarakat, karena mahasiswa belajar melalui pendampingan kemitraan dengan para pedagang pasar.

Ia mengatakan, mahasiswa memiliki kegiatan mensinkronkan pembelajaran di kampus dengan praktek kehidupan di lingkup pasar. Sebaliknya pedagang juga mendapat literasi yang baik dalam berdagang dalam lingkup ekonomi Islam.

"Bagaimana bisa lepas dari keterjeratan 'bank plecit', bagaimana menjaga kualitas, kebersihan, dan kepastian harga barang dagangan, bagaimana memilah sampah, bagaimana menata pasar sehingga indah dipandang, dan menarik untuk dikunjungi," demikian Ahmad Sholahuddin.

Baca juga: UIN Yogyakarta bangun kampus terpadu dengan konsep forest campus

Baca juga: Sekolah Vokasi UGM meluncurkan pasar daring untuk UMKM di DIY

Baca juga: Sekolah pasar hadir di Pare-pare

Baca juga: Wamendag berharap sekolah pasar tingkatkan pengelolaan pasar

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023