saat ini atap yang sudah ada itu mulai rapuh
Banda Aceh (ANTARA) - UPTD Museum Aceh melakukan pemugaran atau perbaikan atap rumah adat Aceh (Rumoh Aceh) yang hampir rusak dimakan usia, karena itu layanan kunjungan ke anjungan rumah adat tersebut dihentikan sementara sampai akhir Juli 2023 nanti.
"Dalam kurun waktu sekitar 10 hingga 15 tahun perlu ada pergantian atap, karena terbuat dari daun rumbia yang ada masa waktunya. Saat ini atap yang sudah ada itu mulai rapuh dan dikhawatirkan bocor sehingga perlu diganti," kata Kepala TU Museum Aceh Nurhasanah, di Banda Aceh, Jumat.
Dirinya menjelaskan, pemugaran atap ruang pamer Rumoh adat Aceh ini sudah dilakukan sejak sebulan yang lalu dan diperkirakan selesai pada akhir Juli ini. Ada sekitar 8.000 lembar daun rumbia yang nantinya dipasangkan pada atap rumah tersebut.
"Kita upayakan akhir bulan Juli pada hari ulang tahun Museum Aceh sudah selesai dilakukan pemugaran," ujarnya.
Baca juga: Museum Aceh tampilkan potret 494 tahun sejarah Aceh
Baca juga: Hari pertama dibuka, Museum Tsunami Aceh dipadati pengunjung
Ruang pamer Rumoh Aceh sendiri merupakan cikal bakal berdirinya Museum Aceh. Dulunya, rumah adat itu hanya paviliun yang kemudian masa Belanda dipamerkan di Semarang dan terpilih sebagai paviliun terbaik.
"Atas penghargaan tersebut ada usulan membawa paviliun ke Aceh untuk dijadikan sebagai Museum Aceh. Kemudian, resmi berdiri pada 31 Juli 1915," kata Nurhasanah.
Selain Rumoh Aceh, di Museum Aceh juga terdapat ruang pameran tetap dan temporer yang memamerkan beragam benda sejarah mulai dari flora dan fauna, rempah, alat musik, senjata dan peralatan perang, serta manuskrip kuno.
Baca juga: Museum Aceh pamerkan sejarah perang rakyat melawan Belanda
Baca juga: Pemerintah Aceh digitalisasi 3.530 koleksi bersejarah Museum Aceh
Baca juga: Museum Aceh resmi miliki objek pameran koleksi biologika hutan Aceh
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023