Denpasar (ANTARA) - Kantor Regional Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara mencatat penyaluran kredit perbankan di Provinsi Bali dari Januari hingga Mei 2023 mencapai Rp100,32 triliun.
"Penyaluran kredit Rp100,32 triliun itu tumbuh 3,75 persen (yoy) lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,98 persen (yoy)," kata Kepala OJK Regional 8 Bali-Nusa Tenggara Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Jumat.
Sedangkan jika dilihat pertumbuhan kredit untuk Bank Umum di Bali sebesar 3,68 persen (yoy). Jika dibandingkan posisi April 2023 juga yng saat itu tercatat sebesar 3,25 persen (yoy).
Sementara itu, pertumbuhan kredit BPR posisi Mei 2023 mencapai 4,23 persen (yoy), juga lebih tinggi dibandingkan posisi April 2023 yang sebesar 3,40 persen (yoy).
Kristrianti menyampaikan berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit didorong oleh peningkatan kredit Investasi dan Konsumsi, yang masing-masing tumbuh 5,50 persen (yoy) dan 3,59 persen (yoy).
Berdasarkan sektornya, pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di Sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha (tumbuh 3,59 persen yoy) serta Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (tumbuh 3,15 persen yoy).
Berdasarkan kategori debitur, sebesar 52,61 persen kredit di Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 4,76 persen (yoy).
"Peningkatan penyaluran kredit ini selaras dengan kebijakan pelonggaran aktivitas masyarakat dan meningkatnya aktivitas pariwisata serta sektor pendukung pariwisata di Bali," katanya.
Di sisi lain terkait dengan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp150,74 triliun atau tumbuh double digit yaitu 24,88 persen (yoy) atau tumbuh lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,29 persen (yoy).
Pertumbuhan DPK posisi Mei 2023 sebesar 24,88 persen juga lebih tinggi dibandingkan posisi April 2023 yang tumbuh sebesar 24,84 persen (yoy). Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK ditopang oleh kenaikan Tabungan dan Giro.
Demikian pula terkait rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross juga menurun dari 3,36 persen pada April 2023 menjadi 3,28 persen pada Mei 2023.
Selanjutnya rasio LaR (Loan at Risk) pun terus mengalami penurunan menjadi 28,01 persen dari sebelumnya 29,39 persen pada April 2023.
"Kami menilai kinerja Industri Jasa Keuangan di Provinsi Bali posisi Mei 2023 tetap terjaga stabil, tercermin dari fungsi intermediasi berjalan baik. Likuiditas dan permodalan perbankan berada pada level yang memadai serta rasio Loan at Risk (LaR) terus mengalami penurunan," kata Kristrianti.
Baca juga: OJK mencatat penyaluran kredit di Bali tumbuh 3,13 persen
Baca juga: OJK Bali Nusra edukasi literasi keuangan kaum disabilitas di Buleleng
Baca juga: OJK Bali Nusra sosialisasi Kreasimuda giatkan siswa gemar menabung
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023