Jika menggunakan kendaraan bermotor pribadi pastikan lulus uji emisi
Jakarta (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyatakan, berkurangnya kemacetan melalui penerapan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) berpengaruh terhadap perbaikan kualitas udara di Ibu Kota.

"Dengan berkurangnya kemacetan maka emisi gas buang kendaraan bermotor yang mencemari udara turut berkurang juga, asapnya berkurang, enggak numpuk," kata Humas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Yogi Ikhwan saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Yogi menyebutkan, DLH DKI selalu mendukung dan mengapresiasi segala upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk mengurangi kemacetan.

Yogi mengimbau masyarakat beralih menggunakan transportasi publik massal dibanding menggunakan kendaraan bermotor pribadi. "Jika menggunakan kendaraan bermotor pribadi pastikan lulus uji emisi," ujar Yogi.

Baca juga: Pengamat: AI di lampu merah mesti utamakan angkutan umum
Baca juga: Pakar transportasi: Perlu ada kebijakan yang menjamin atasi kemacetan

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebutkan bahwa teknologi kecerdasan buatan (AI) yang sudah dipasang di 20 persimpangan berhasil mengurangi kemacetan hingga 20 persen.

"Untuk mempermudah pantauan kemacetan dan memperlancar lalu lintas. Bisa menciptakan efisiensi lalu lintas (di persimpangan jalan di Jakarta) menjadi 15 hingga 20 persen," kata Heru usai meninjau ruang kontrol Network Operation Centre (NOS) ITS Traffic Light di Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Selasa (4/7).

Heru mengatakan, teknologi AI ini secara otomatis mengatur lampu rambu lalu lintas dengan menyesuaikan kepadatan kendaraan.

Adapun pemilihan lokasi yang dipasang teknologi AI, kata Heru, mempertimbangkan kondisi kepadatan dan kemacetan lalu lintas yang terjadi. Seperti Jalan Daan Mogot, Pancoran, Kuningan, Gunung Sahari dan Gatot Subroto.

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023