Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mengingatkan agar penambahan penerbitan Surat Utang Negara (SUN) untuk menutup defisit APBN dilakukan secara hati-hati agar jumlah utang dalam negeri pada tahun 2006 ini tidak terlalu besar. "Kita harus hati-hati karena pada APBN 2007 kita juga masih memerlukan penerbitan SUN," kata Menneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Paskah Suzetta di sela-sela rapat Panitia Ad Hoc IV Dewan Perwakilan Daerah (PAH IV DPD) di Jakarta, Senin. Paskah menyebutkan, hingga saat ini pihaknya bersama-sama dengan Departemen Keuangan sedang mencari berbagai alternatif untuk pembiayaan defisit APBN. Paskah meminta agar penerbitan SUN pada 2006 tidak melebihi dari angka yang sudah ditetapkan dalam APBN 2006 yaitu sebesar Rp24,5 triliun. Menurut dia, jika DPR dan pemerintah menyepakati adanya tambahan penerbitan SUN dalam tahun 2006, maka tidak ada masalah bagi pemerintah untuk menambahnya. "Kalau memang masih dalam base line tidak masalah, asal jangan lebih dari base line," kata Paskah. Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan mengajukan APBNP 2006 kepada pihak DPR pada awal Juli 2006. Paskah Suzetta mengakui, defisit APBN 2006 mengalami peningkatan dari semula 0,7 persen dari PDB menjadi sekitar 1,5 persen dari PDB. Peningkatan defisit itu karena adanya tambahan subsidi listrik, subsidi untuk keluarga miskin, subsidi pupuk dan ketahanan pangan, dana otonomi khusus Papua dan NAD, peningkatan subsidi BBM, subsidi pendidikan, dan biaya rehabilitasi dan rekonstruksi Yogyakarta dan Jawa Tengah. "Enam hal ini antara lain yang menyebabkan pemerintah harus menambah belanja sehingga defisit tidak bisa dipertahankan lagi sebesar 0,7 persen tetapi menjadi sekitar 1,5 persen," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006