Shanghai (ANTARA) - Fourier Intelligence, perusahaan rintisan (startup) teknologi China yang berspesialisasi dalam robotika rehabilitasi dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), pada Kamis (6/7) meluncurkan robot humanoid generasi pertama mereka di ajang Konferensi Kecerdasan Buatan Dunia (World Artificial Intelligence Conference/WAIC) yang sedang berlangsung di Shanghai.
Perusahaan yang berbasis di Shanghai itu merambah ke bidang robotika umum dalam upaya untuk memanfaatkan peluang pasar yang sangat besar di tahun-tahun mendatang.
Dengan tinggi 1,65 meter dan berat 55 kilogram, robot yang diberi nama GR-1 ini mampu berjalan dengan kecepatan 5 kilometer per jam serta membawa beban hingga 50 kilogram, ungkap perusahaan itu.
Dengan kontrol gerak mirip manusia, robot itu dapat berjalan secara bipedal (dengan dua kaki), menghindari rintangan, mendaki, dan menuruni lereng dengan stabil, serta tahan terhadap guncangan.
Berkat bantuan kecerdasan kognitif yang disediakan oleh peralatan serupa ChatGPT, robot tersebut mampu berinteraksi dengan manusia sambil melakukan berbagai gerakan dan tugas.
"Pergeseran ini sebanding dengan peralihan dari komputer desktop ke laptop pribadi, dan kemudian ke ponsel pintar," kata Gu Jie, pendiri sekaligus CEO Fourier Intelligence. "Robot humanoid serbaguna secara bertahap akan menjadi segmen arus utama industri."
Robot humanoid serbaguna dapat digunakan dalam berbagai skenario termasuk produksi industri, perawatan rehabilitasi, penelitian ilmiah, dan layanan rumah tangga.
Fourier Intelligence mengatakan mereka sedang melakukan eksplorasi untuk mengerahkan perangkat ini di bidang-bidang seperti bantuan dan tanggap bencana, perawatan lanjut usia (lansia), dan layanan rumah tangga.
Startup ini memulai program robot humanoidnya pada 2019 setelah memperoleh teknologi dasar di beberapa bidang seperti sensor dan struktur bionik.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023