Jakarta (ANTARA News) - Kurs mata uang rupiah terhadap dolar AS pada akhir pekan ini berada dalam area positif atau menguat tipis sebesar empat poin.
Kurs nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore menguat nilainya sebesar empat poin menjadi Rp9.686 dibanding posisi sebelumnya Rp9.690 per dolar AS.
"Bank sentral Eropa (ECB) mensinyalkan tidak adanya pemangkasan suku bunga lebih lanjut, memicu mata uang euro masih positif dan berdampak pada mata uang negara berkembang termasuk rupiah," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan sebelumnya ECB diperkirakan menurunkan prospek inflasi dan pertumbuhan, sehingga kondisi itu dapat memberikan ruang untuk penurunan suku bunga.
Analis Trust Securities, Reza Priyambada menambahkan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tertahan oleh sentimen neraca perdagangan Australia dan Prancis sehingga membuat beberapa mata uang Asia sedikit melemah.
"Akan tetapi, komentar BI bahwa pada Februari 2013 tekanan depresiasi terhadap rupiah cenderung mereda hingga mencapai rata-rata Rp9.680 per dolar AS, kondisi itu membuat rupiah sedikit alami penguatan," katanya.
Ia mengatakan kebijakan stabilisasi nilai tukar yang ditempuh BI, termasuk penguatan mekanisme intervensi valas dan pembentukan referensi nilai tukar rupiah di pasar domestik, mampu meningkatkan kepercayaan pasar.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat (8/3) tercatat mata uang rupiah bergerak menguat nilainya menjadi Rp9.688 dibanding posisi sebelumnya Rp9.697 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013