S&P melihat adanya perbaikan yang signifikan dalam kondisi fiskal IndonesiaJakarta (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) optimistis peringkat kredit Indonesia pada posisi BBB outlook stabil oleh lembaga pemeringkat S&P merupakan cermin dari kemajuan fiskal Indonesia.
“S&P melihat adanya perbaikan yang signifikan dalam kondisi fiskal Indonesia,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan perbaikan fiskal Indonesia didorong oleh beberapa faktor positif, termasuk kenaikan harga komoditas yang menguntungkan, kondisi ekonomi domestik yang semakin membaik, serta komitmen yang kuat terhadap pelaksanaan kebijakan fiskal yang berkelanjutan.
Pertumbuhan riil PDB Indonesia juga mampu mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, yakni mencapai 5,3 persen pada 2022. Capaian itu merupakan hasil dari peningkatan permintaan luar negeri terhadap komoditas utama serta upaya dalam mengembangkan perekonomian domestik.
Selain itu, perbaikan defisit fiskal juga berdampak positif pada rasio utang Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Pemerintah Indonesia telah menekan defisit fiskal hingga ke level 2,4 persen dari PDB pada 2022. S&P memperkirakan defisit fiskal Indonesia akan terus berkurang menjadi 2,4 persen dari PDB pada 2023.
Penurunan defisit fiskal berdampak positif dalam mengurangi beban utang pemerintah dan pembayaran bunga. Hal tersebut menunjukkan kredibilitas dan kestabilan ekonomi Indonesia.
Baca juga: S&P pertahankan peringkat Indonesia pada BBB dengan "outlook" stabil
Baca juga: Kemenkeu sebut Realisasi pembiayaan dari utang Rp150,4 triliun per Mei
“Meskipun dalam perjalanan menuju peningkatan peringkat Indonesia masih terdapat tantangan seperti masih terbatasnya basis penerimaan negara, namun kita yakin dengan perbaikan kebijakan fiskal dan reformasi struktural berkelanjutan, basis penerimaan dapat ditingkatkan sehingga mampu mendorong peringkat kredit Indonesia di masa depan,” ujar Suminto.
Dia menambahkan Pemerintah Indonesia juga memberikan perhatian khusus terhadap stabilitas politik dan kebijakan. Hal itu tercermin pada situasi politik dan kebijakan di Indonesia tetap stabil dalam fase menuju Pemilihan Umum (Pemilu) pada 2024.
Dengan prospek positif, sambung Suminto, Indonesia diharapkan tetap stabil di masa depan, meskipun terjadi penurunan harga komoditas dan ketidakpastian ekonomi global.
Pemerintah akan tetap waspada terhadap risiko global dan mempertahankan kebijakan fiskal yang prudent dan berkelanjutan.
Pemerintah juga terus berkomitmen untuk melindungi daya beli masyarakat, mengendalikan inflasi dan menjaga momentum pemulihan ekonomi.
Baca juga: DJP belum bisa pastikan potensi penerimaan negara dari pajak natura
Baca juga: Kemenkeu sebut PMI Juni menguat bukti dunia usaha tetap optimistis
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023