BAJC 2023 diharapkan bisa membawa dampak positif, mulai dari ekonomi, pariwisata, hingga prestasi itu sendiri.
Jakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta akan kembali menjadi saksi dari persaingan ratusan pebulu tangkis muda dunia, dengan digelarnya Kejuaraan Badminton Junior Asia (BAJC) 2023 yang berlangsung di GOR Amongrogo pada 7-16 Juli.
Secara keseluruhan, Indonesia sudah tiga kali menjadi tuan rumah BAJC, yaitu pada edisi 2005, 2017, dan 2018. Namun ketiganya berlangsung di Jakarta.
Meski baru kali pertama menjadi tuan rumah BAJC, Yogyakarta tak kalah bergengsi karena pernah menggelar Kejuaraan Dunia Junior 2017. Tak hanya itu, tahun lalu GOR Amongrogo juga menjadi lokasi dua turnamen dunia, yaitu International Series dan International Challenge.
Ketua Panitia Penyelenggara BAJC 2023 Armand Darmadji mengungkapkan bahwa Pengurus Pusat PBSI dan PBSI Pengprov Daerah Istimewa Yogyakarta sudah siap menggelar ajang bergengsi tersebut.
Apalagi turnamen tersebut digelar di kota yang memiliki sejarah panjang di panggung bulu tangkis Tanah Air dengan melahirkan pemain-pemain kelas dunia, kata Armand dalam konferensi pers di Yogyakarta, Rabu.
PBSI mengaku bangga dan bahagia dapat kembali membawa turnamen bulu tangkis level internasional ke Kota Yogyakarta. Kejuaraan itu mempertandingkan dua kategori, yaitu beregu campuran dengan format seperti Piala Sudirman yang berlangsung pada 7-11 Juli dan nomor perorangan 12-16 Juli.
Persiapan GOR Amongrogo Yogyakarta sudah hampir rampung dan besok sudah siap menghelat ajang junior paling bergengsi di kawasan Asia tersebut.
Panitia telah menyulap GOR Amongrogo dengan hadirnya lima lapangan pertandingan. Dengan persiapan yang jauh lebih matang, diharapkan pencinta bulu tangkis dapat lebih nyaman memberikan dukungan penuh kepada atlet muda Merah Putih.
BAJC 2023 diharapkan bisa membawa dampak positif dalam segala aspek. Mulai dari ekonomi, pariwisata, hingga prestasi olahraga itu sendiri.
Tak lupa PP PBSI menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pengprov PBSI DIY atas kolaborasi dan kerja sama untuk menggelar BAJC 2023.
Dampak lokal
Perwakilan Pemerintah Kota Yogyakarta Yuniarto Dwisutono berterima kasih kepada PBSI yang memberikan kepercayaan terhadap Kota Budaya ini menyelenggarakan ajang akbar tersebut. Yogyakarta berharap dengan adanya ajang olahraga internasional yang digelar bisa membangkitkan ekonomi, pariwisata, serta prestasi olahraga itu sendiri.
Sebagai timbal balik, Yogyakarta tak hanya akan menggelar acara, namun turut menyambut para atlet yang bertanding dengan penuh penuh keramahan.
Sementara itu, Pengurus Provinsi PBSI Yogyakarta menaruh harapan besar untuk ajang BAJC 2023.
Ibnu Hajar yang mewakili Pengprov PBSI Yogyakarta mengatakan dengan adanya ajang internasional di Yogyakarta diharapkan bisa memotivasi pebulu tangkis lokal untuk bersaing menjadi pemain profesional yang membela Merah Putih pada ajang internasional.
Masyarakat bisa menyaksikan atlet juniornya bertanding, dan di sisi lain para atlet muda lokal pun bisa termotivasi mengikuti jejak seniornya, kata Ibnu menambahkan.
BAJC diharapkan bisa menjaring animo masyarakat Yogyakarta dalam jumlah besar. Apalagi tiket untuk menonton pertandingan secara langsung dipatok dengan harga sangat terjangkau, yakni Rp20 ribu untuk babak penyisihan hingga perempat final, adapun untuk pertandingan semifinal dan final dibanderol Rp40 ribu.
Berlangsung sengit
Perhelatan BAJC 2023 dipastikan berlangsung seru dan sengit mengingat negara-negara peserta datang dengan kekuatan terbaik.
Nomor beregu diikuti oleh 14 negara yaitu, Bangladesh, China, Taiwan, Hong Kong China, India, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Uni Emirat Arab, Vietnam, dan tuan rumah Indonesia.
Setelah beregu, akan dipertandingkan nomor perorangan, yang pesertanya akan menjadi 15 negara dengan tambahan Sri Lanka, yang tidak ikut bermain pada nomor beregu campuran.
Tim Indonesia akan turun dengan kekuatan penuh, melibatkan 16 pemain terbaik untuk nomor beregu, yang terdiri atas delapan putra dan putri.
Mereka dipercaya untuk mengemban misi menjadi juara untuk pertama kalinya.
Sementara pada nomor perorangan, skuad Garuda Muda menurunkan tujuh pemain tunggal putra-putri, enam ganda putra-putri, dan tujuh ganda campuran.
Pada ajang BAJC 2023, atlet Indonesia yang bertanding di antaranya Mutiara Ayu Puspitasari dan Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu.
Keduanya bertekad memberikan permainan terbaik untuk membawa Indonesia menjadi juara, khususnya dari nomor beregu.
Mutiara yang punya pengalaman tampil di Kejuaraan Dunia Beregu Junior 2022 di Santander, Spanyol, itu bertekad untuk mengeluarkan permainan terbaiknya.
Terlebih untuk pemain kelahiran 17 Mei 2006 itu pernah menjadi juara turnamen Indonesia International Series 2022 di lokasi yang sama.
Mutiara mengatakan sudah mengenal atmosfer GOR Amongrogo yang biasanya dipenuhi suporter. Menghadapi hal itu, dirinya hanya perlu membiasakan diri dan tetap bertekad tampil maksimal.
Senada dengan Mutiara, Felisha mengaku juga tidak gentar menghadapi lawan-lawan pada babak fase grup. Pada fase Grup A, Indonesia akan bersaing dengan Vietnam, dan China.
Felisha penuh keyakinan bisa bermain penuh semangat, apalagi dia akan tampil di hadapan publik sendiri. Bagi pemain kelahiran 11 September 2005 itu, lawan terberat adalah melawan diri sendiri.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky sudah mewanti-wanti anak asuhnya untuk mewaspadai tim China pada fase penyisihan grup.
China selalu menjadi bayang-bayang tak mengenakkan jika bertemu dalam turnamen beregu campuran.
Kendati begitu, Rionny optimistis Timnas Indonesia bisa memberikan hasil terbaik dan lolos menjadi juara Grup A sebagaimana target Skuad Merah Putih pada nomor beregu campuran BAJC 2023.
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023