Harga minyak turun di perdagangan Asia pada Kamis sore...
Singapura (ANTARA) - Harga minyak turun di perdagangan Asia pada Kamis sore, tertekan kekhawatiran pemulihan permintaan yang lamban di importir minyak mentah utama dunia China, namun kerugian dibatasi oleh prospek pasokan lebih ketat karena eksportir utama Arab Saudi dan Rusia memangkas produksi.
Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 21 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 76,44 dolar Amerika Serikat (AS) per barel pada pukul 06.50 GMT, setelah menetap 0,5 persen lebih tinggi pada hari sebelumnya.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS menyusut 4 sen menjadi diperdagangkan di 71,75 dolar AS per barel, setelah ditutup melonjak 2,9 persen pada perdagangan pasca-liburan pada Rabu (5/7), untuk mengejar kenaikan Brent di awal pekan.
"Meskipun ada seruan untuk pengurangan pasokan selama beberapa bulan terakhir, harga minyak sebagian besar tetap terkunci dalam pola kisaran ketat, karena kehati-hatian yang tersisa di sekitar prospek permintaan terus membatasi kenaikan," kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG.
"Jangka pendek, pergerakan di atas level kunci 80,00 dolar AS mungkin diperlukan untuk memberikan keyakinan bagi pembeli," kata Yeap lagi.
Kekhawatiran permintaan tetap ada atas lambatnya pemulihan ekonomi China, setelah pencabutan pembatasan pandemi, di atas hambatan ekonomi makro global dan kenaikan suku bunga oleh bank-bank sentral.
Membebani prospek permintaan, aktivitas jasa-jasa China berkembang pada laju paling lambat dalam lima bulan pada Juni, sebuah survei sektor swasta menunjukkan pada Rabu (5/7), karena melemahnya permintaan membebani momentum pemulihan pasca-pandemi.
"Kecenderungan naik terlihat terbatas, karena ketidakpastian laju pertumbuhan ekonomi China dan pemulihan permintaan bahan bakar," kata Tatsufumi Okoshi, ekonom senior di Nomura Securities, memprediksi WTI akan tetap berada di kisaran 65 dolar AS hingga 75 dolar AS per barel ke depan.
Tetapi pengumuman pembatasan pasokan Arab Saudi pada Senin (3/7), dan ekspektasi untuk kemungkinan pengurangan lebih lanjut, bersama dengan penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan, memberikan beberapa dukungan terhadap sentimen, kata Okoshi.
Stok minyak mentah AS turun sekitar 4,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 30 Juni, sementara persediaan bensin dan sulingan naik, menurut sumber pasar mengutip angka American Petroleum Institute (API). Para analis memperkirakan penurunan persediaan minyak mentah sekitar 1 juta barel dalam jajak pendapat Reuters.
Data pemerintah tentang persediaan minyak AS akan dirilis pada Kamis pukul 11.00 waktu setempat (15.00 GMT).
Pada Rabu (5/7), Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan bahwa kerja sama minyak Rusia-Saudi masih kuat sebagai bagian dari aliansi OPEC+, yang akan melakukan "apa pun yang diperlukan" untuk mendukung pasar.
Baca juga: Minyak melonjak karena penurunan stok AS lebih besar dari perkiraan
Baca juga: Minyak turun di Asia tertekan kekhawatiran permintaan lebih lemah
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023