Ini bukan cedera yang sama dengan sebelumnya, beda lagi

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia harus kehilangan salah satu pemain andalan nomor tunggal putra dengan mundurnya Sony Dwi Kuncoro di tengah-tengah pertarungannya pada putaran kedua turnamen All England Super Series Premier, Kamis siang waktu setempat (Kamis malam WIB).

Sony, tunggal putra terbaik Indonesia yang kini bertengger di peringkat empat dunia itu menyatakan mundur dari pertarungannya saat melawan pemain asal Denmark, Jan O Jorgensen, ketika skor tercatat 7-11 pada game pertama akibat cedera pada punggung yang menjalar hingga pinggang dan paha kirinya.

"Saya kesakitan di lapangan, daripada dipaksakan lebih baik saya mundur, takutnya malah nanti lebih parah," kata runner-up Malaysia Super Series 2013 itu sebagaimana dilansir dari rilis PBSI.

Beberapa waktu lalu, penampilan Sony sempat lama terpuruk akibat cedera punggung dan pinggang berkepanjangan yang menderanya. Namun belakangan prestasi Sony kembali meroket saat ia menyatakan telah pulih, bahkan menembus lima besar dunia setelah sempat terlempar jauh keluar ranking 100 dunia.

"Ini bukan cedera yang sama dengan sebelumnya, beda lagi. Sepertinya karena faktor udara dingin, jadi badan saya kaku," tambah Sony.

Dengan demikian, maka nomor tunggal putra hanya menyisakan Tommy Sugiarto yang menjadi harapan satu-satunya. Tommy yang pada turnamen Jerman Terbuka Grand Prix Gold 2013 pekan lalu meraih posisi runner-up akan ditantang pemain asal Taiwan Chou Tien Chen. Hingga berita ini ditulis, putra mantan juara dunia Icuk Sugiarto itu belum bertanding.

Harapan ganda putra

Tak berbeda jauh, pada nomor ganda putra, Indonesia juga hanya menyisakan satu wakil yang menjadi harapan yakni Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan.

Pasangan yang baru terbentuk pasca Olimpiade 2012 itu berhasil meraih tiket ke perempatfinal setelah menumbangkan lawannya asal Taiwan Lee Sheng Mu-Tsai Chia Hsin dengan skor 23-21, 21-16. Sementara perwakilan ganda putra lainnya sudah bertumbangan sejak putaran pertama.


Pewarta: Monalisa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013