Kami tidak menyebut nama, karena itu sudah menjadi kesepakatan,"

Jakarta (ANTARA News) - Anggota Tim Kecil dari Tim Pengawas (Timwas) Bank Century DPR RI, Syarifuddin Suding menegaskan, munculnya nama-nama baru yang disinyalir terkait dengan kasus bailout Bank Century bukan bersumber dari Timwas.

"Kami tidak menyebut nama, karena itu sudah menjadi kesepakatan," kata Syarifuddin Suding kepada pers di Jakarta, Kamis.

Syarifuddin mengatakan, mereka menyambangi rumah Anas karena mendapat informasi dari sejumlah media yang menyebutkan bahwa Anas mempunyai data tentang siapa saja yang menerima aliran dana talangan Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun.

"Tim ke sana setelah beberapa media menyebutkan Anas mempunyai data," ujarnya.

Menurut dia, setelah sampai di rumah Anas yang pernah menjabat Ketua Fraksi Partai Demokrat, bahwa dirinya mempunyai tiga dokumen yang saling berkaitan satu sama lain.

"Dia sebut lima nama, satu di antaranya ada di lingkaran kekuasaan paling dalam," kata anggota Komisi III DPR itu.

Ia membenarkan, bahwa salah seorang yang disebut Anas sudah meninggal dunia.

Sebelumnya, salah satu media online menyebut dengan jelas empat nama yang diungkap Anas.

Informasi itu dikatakan bersumber dari Timwas Century. Namun hal itu dibantah oleh anggota Timwas Kasus Bank Century dari Fraksi Amanat Nasional Chandra Tirta Wijaya.

Chandra Tirta Wijaya mengatakan bahwa nama-nama yang disebut media tersebut tidak benar. Termasuk Ketua Umum PAN Hatta Rajasa dan pengusaha Boy Tohir, yang juga disebut terkait dalam kasus bailout senilai Rp6,7 triliun kepada Bank Century.

Bahkan, katanya, keterangan dari Anas Urbaningrum cenderung tak ada yang baru.

"Jadi berdasarkan keterangan yang menyebut nama Hatta Rajasa tidak benar, begitu juga nama Boy Tohir," kata Chandra.

Chandra mengaku turut dalam tim kecil dari DPR yang mendatangi rumah Anas, bersama Fahri Hamzah, Syarifuddin Sudding, Ahmad Yani, dan Hendrawan Supratikno. Chandra membantah nama Hatta Rajasa dan Boy Tahir disebut Anas dalam pertemuan tersebut.

Ia juga tidak mendengar nama mantan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hartati Murdaya. Namun ia tak mau berbicara banyak mengenai pertemuan itu lantaran khawatir menimbulkan persepsi yang macam-macam.

"Nama-nama baru ada. Tapi intinya sih semua sudah pernah dibahas di Pansus. Tapi memang ada yang kita lupakan dan dalami," jelas Chandra.

Chandra mengaku Anas bercerita banyak. Namun, ia menegaskan pernyataan Anas perlu diklarifikasi karena menyangkut nama baik dan kedudukan seseorang.
(A011/H-KWR)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013