Risalah FOMC tampak hawkish dengan beberapa anggota komite mendukung kenaikan suku bunga, meskipun tidak ada yang memilih pada akhirnya

Singapura (ANTARA) - Dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya di awal sesi Asia pada Kamis pagi, setelah rilis risalah dari pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve memperkuat ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga bulan ini.

Di Asia, yen berada di dekat level kunci 145 per dolar yang mendorong intervensi oleh otoritas Jepang September lalu, sementara pemulihan ekonomi yang goyah di China terus menekan yuan.

Risalah pertemuan Fed Juni yang dirilis pada Rabu (5/7/2023) menunjukkan bahwa sebagian besar pembuat kebijakan mengharapkan pengetatan lebih lanjut dalam kebijakan moneter AS, bahkan ketika mereka setuju untuk mempertahankan suku bunga stabil bulan lalu.

Itu mengirim dolar sedikit lebih tinggi di samping imbal hasil obligasi pemerintah AS, karena menguatnya taruhan bahwa Fed akan melanjutkan kampanye kenaikan suku bunga bulan ini dan suku bunga akan tetap lebih tinggi lebih lama untuk menjinakkan inflasi.

Terhadap dolar, euro menyentuh level terendah satu minggu di 1,0843 dolar pada awal perdagangan Asia, sementara sterling merosot 0,08 persen menjadi 1,26925 dolar.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik tipis 0,04 persen menjadi 103,38.

"Risalah FOMC tampak hawkish dengan beberapa anggota komite mendukung kenaikan suku bunga, meskipun tidak ada yang memilih pada akhirnya," kata Alvin Tan, kepala strategi valas Asia di RBC Capital Markets, dikutip dari Reuters.

"Itu meningkatkan kesan bahwa jeda Juni adalah jeda sementara."

Pasar sekarang memperkirakan peluang 89 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan akhir bulan ini, menurut alat CME FedWatch.

Di tempat lain, yen naik lebih dari 0,2 persen menjadi 144,30 per dolar, karena kekhawatiran potensi intervensi dari otoritas Jepang untuk menopang yen membatasi penurunannya.

Perusahaan-perusahaan Jepang menawarkan kenaikan gaji terbesar dalam tiga dekade pada negosiasi tahun ini dengan para pekerja, kata kelompok serikat pekerja terbesar Jepang pada Rabu (5/7/2023), perkembangan penting di tengah inflasi rendah negara itu.

Dolar Australia tergelincir 0,04 persen menjadi 0,6651 dolar AS, setelah jatuh lebih dari 0,5 persen di sesi sebelumnya menyusul survei sektor swasta yang menunjukkan aktivitas jasa-jasa China berkembang pada laju paling lambat dalam lima bulan pada Juni.

"Aussie sangat sensitif terhadap setiap berita dari China saat ini," kata Sean Callow, ahli strategi mata uang senior di Westpac.

"Sejak kita mendapatkan rebound pembukaan kembali dari penguncian di sektor jasa-jasa (di China) ... ini agak tidak merata, dan saya pikir pasar tidak begitu yakin apakah pemerintah China serius dalam merangsang ekonomi."

Yuan China terakhir dibeli 7,2593 per dolar di pasar luar negeri, setelah turun sekitar 0,4 persen pada sesi sebelumnya.

Baca juga: Rupiah diperkirakan melemah karena sinyal The Fed menaikkan suku bunga
Baca juga: Dolar sedikit menguat ditopang sinyal Fed untuk menaikkan suku bunga
Baca juga: Dolar stabil di Asia jelang risalah Fed, Aussie melemah terkait China

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023