Jakarta (ANTARA) - Komite Film Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) akan menerbitkan 10 karya terbaik Sayembara Menulis Kritik Film 2023 pada pagelaran DKJ Fest 2023 dalam bentuk buku elektronik (e-book), selain apresiasi berupa uang tunai jutaan rupiah.
“Dalam kritik film, bakat-bakat kritik sebenarnya sudah terasa dan eksis kembali digairahkan termasuk di dunia akademis,” kata Ketua Komite Film DKJ, Ekky Imanjaya, pada penutupan DKJ Fest 2023 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu malam.
Dalam gelaran ini, Komite Film DKJ mencatat atusiasme publik yang luar biasa, total 702 karya diterima panitia dari seluruh wilayah di Indonesia.
Baca juga: DKJ Fest 2023 hadirkan "Kelindan: Meretas Kahar Ekosistem Seni"
Dari jumlah ratusan itu, dewan juri menyeleksi karya dalam tiga tahap, menjadi 31 besar, kemudian 10 besar, hingga tiga pemenang dan satu karya favorit yang menyentuh perhatian dewan juri.
Dewan juri terdiri dari lima anggota Pengkaji Film Indonesia (Kafein), di antaranya Erina Adeline Tandian, Debby Dwi Elsha, Hariyadi, Dyah Ayu Wiwid Sintowoko, dan Heri Purwoko, serta tiga dewan juri utama yakni, Eric Sasono (Peneliti Independen), Seno Gumira Ajidarma (Penulis, Akademisi), dan Yulia Evina Bhara (Produser Film).
“Kritik film yang masuk dalam penilaian juri berhasil menghapus pandangan bahwa kritik itu hanya mencari-cari kesalahan, memaki-maki, atau hanya komentar singkat setelah preview, berhasil secara kuat menjadi sub-genre dari esai yang menghadirkan diri secara meyakinkan,” ujar Eric Sasono.
Eric menambahkan, bahwa karya-karya terbaik itu dinilai berhasil menampakkan bahwa kritik terhadap film-film yang dibuat di masa lalu dapat dianalisis dengan cara pandang baru.
Beberapa tulisan, jelas Eric, juga menampakkan bahwa kritik tidak melulu kajian teoritis yang hanya "meminjam" film, namun benar-benar melalui filmnya lebih dulu.
“Juri cukup kesulitan untuk menilai apa yang dianggap bagus. Pada akhirnya, salah satu yang menjadi penilaian penting adalah aspek komunikasi atau keterbacaan (readability), dan aspek komunikatif juga penting bagi perkembangan kritik itu sendiri,“ jelas Eric.
Sepuluh karya terbaik tersebut disabet oleh Anindita Siswanto Thayf, Anton Kurnia, Anton Sutandio, Bintang Panglima, Catra Wardhana, Fajar Martha, Mikael Dewabrata, Moses Parlindungan Ompusunggu, Nurul Mizan Asyuni, dan Paulus Heru Wibowo Kurniawan.
Sementara tiga pemenang terbaik diraih oleh Catra Wardhana dengan karya berjudul “Pintu Terlarang: Mengurai Trauma melalui Estetika Queer”, pemenang kedua Anton Sutandi dengan karya “Skinned Performance: Body Horror Perempuan dalam Impetigore karya Joko Anwar”, dan pemenang ketiga Nurul Mizan Asyuni dengan karya berjudul “Melihat Jendral dari Bawah: Analisis Struktur Naratif dan Sinematografi Film Autobiography”.
Masing-masing pemenang juga berhak atas hadiah uang tunai sebesar Rp10 juta untuk juara tiga, Rp12 juta untuk juara dua, serta Rp15 juta untuk juara pertama.
Selain ketiga pemenang terbaik, terdapat satu karya yang menyentuh perhatian dewan juri, yakni karya berjudul “You an I: Bukti Kemenangan Seni atas AI” karya Moses Parlindungan Ompusunggu.
Adapun malam anugerah Sayembara Kritik Film DKJ merupakan rangkaian dari acara penutupan DKJ Fest 2023, disemarakan dengan penampilan music dari Boy Jagger dan Lecture Performance dari Melati Suryodarmo dengan karya bertajuk “UNPACKED No. 3”.
Baca juga: Komite Tari DKJ gelar presentasi performatif oleh 10 seniman Indonesia
Baca juga: Resmi dibuka, DKJ Fest 2023 jadi siasat perkuat ekosistem seni Jakarta
Baca juga: DKJ Fest 2023 wujud penguatan ekosistem seni di Jakarta
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023