Amsterdam (ANTARA) - Badai musim panas yang langka dengan kekuatan angin sampai 145 kilometer per jam melanda Belanda pada Rabu sehingga merenggut paling sedikit satu nyawa, sedangkan warga di banyak bagian negara itu diminta tetap di dalam rumah.
Korban adalah perempuan berusia 51 tahun yang meninggal dunia di Haarlem setelah pohon jatuh dan menimpa kendaraan yang dia tumpangi, kata kepolisian setempat.
Di Amsterdam, sejumlah orang terluka setelah puluhan pohon tumbang karena badai yang merusakkan kendaraan dan rumah perahu di sepanjang kanal kota tersebut.
Institut Meteorologi Nasional mengeluarkan peringatan badai kode merah kepada penduduk Provinsi Noord-Holland, yang mencakup Amsterdam. Badan ini mendesak penduduk tidak meninggalkan rumah dan mencatat nomor layanan darurat untuk situasi yang mengancam nyawa.
Badai bernama Poly itu adalah badai terburuk Belanda selama masa musim panas dan badai paling dahsyat sejak Januari 2018, kata badan cuaca Weeronline.
Badai hebat di Belanda biasanya muncul antara Oktober dan April.
Baca juga: Hampir 90 juta warga Amerika Serikat hadapi ancaman badai ekstrem
Badai musim panas terhebat terakhir terjadi pada 2015 dan itu pertama kalinya terjadi selama lebih dari satu abad.
Badai musim panas mengakibatkan banyak kerusakan karena pepohonan menjadi rapuh karena cuaca kering yang panjang selama Mei dan Juni.
Bandara Schiphol di Amsterdam yang merupakan salah satu bandara tersibuk di Eropa, membatalkan lebih dari 400 penerbangan.
Lalu lintas udara juga akan terbatas hingga setidaknya pukul empat sore waktu setempat (21.00 WIB), sambung badan cuaca tersebut.
Operator kereta NS dan Arriva menunda semua layanannya di bagian utara negara tersebut, dan jalan raya di utara Amsterdam ditutup karena pepohonan yang berjatuhan.
Badai akan bergerak ke timur di sebelah utara negara itu dan diperkirakan mereda sore hari waktu setempat.
Baca juga: China perbarui peringatan biru untuk hujan badai
Sumber: Reuters
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023