Singapura/HongKong (ANTARA News) - Pengelola kasino Malaysia, Genting Bhd, akan memamerkan pagoda merah dan emas serta panda di area judi baru yang akan dibangun di lahan yang mereka beli pekan ini di Las Vegas, Amerika Serikat (AS).

Pengembang properti terbesar China, Vanke Co Ltd, membuat usaha patungan dengan Genting untuk membangun dua menara kondominium tinggi guna menarik kaum berduit China ke tempat itu.

Ini merupakan langkah pertama perusahaan China, Vanke Co Ltd, ke pasar Amerika Serikat dan mungkin bukan untuk yang terakhir.

Usaha patungan tersebut bernilai satu miliar dolar AS, yang dapat berkembang sedikitnya menjadi tiga miliar dolar AS saat Genting membangun resor yang akan dibuka pada 2006.

Investasi itu hanya bagian kecil dari 102 miliar dolar AS investasi outbound dari perusahaan-perusahaan Asia-Pasifik pada 2012 menurut data Thomson Reuters.

Ketimbang memburu sumber daya alam, kekuatan dibalik banyak akuisisi asing besar Asia belakangan, perusahaan-perusahaan ini menanamkan modal di AS untuk memenuhi keinginan konsumen China di luar negeri.

Beijing melarang orang-orang membawa dana lebih dari 50 ribu dolar AS per tahun ke luar negeri, namun jumlah dana yang sangat besar mengalir keluar secara ilegal.

Kelompok riset Global Financial Integrity menyebutkan setidaknya ada 472 miliar dolar AS dana yang keluar dari China pada 2011 saja.

Uang itu berpindah ke HongKong, Singapura, Sydney, London dan San Fransisco, dimana aliran dana dari pembeli asal China mendorong kenaikan harga properti.

Tapi sampai Genting dan Vanke bersepakat, hanya sedikit bukti yang terungkap bahwa perusahaan besar Asia mengejar keuntungan di AS.

"Anda punya uang China di rumah-rumah dan bank AS, kalau Anda cukup cerdas maka segera siapkan tempat bagi orang China untuk tinggal dan barang-barang untuk dibeli," kata Derek Scissors, ekonom dari Yayasan Heritage di Washington yang melacak investasi asing China.

Scissors mengatakan bahwa kesepakatan Genting dan Vanke mewakili langkah lain dari perkembangan investasi China di AS sejak krisis keuangan global.

(Penerjemah : Maria D Adriana)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013