Saya tidak punya kepentingan apapun dengan Panji Gumilang. Tidak ada kepentingan politik, tidak ada kepentingan ekonomi, tidak ada
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko menegaskan dirinya tidak ada kepentingan apapun dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun ataupun dengan pimpinan Ponpes, Panji Gumilang.
Oleh karena itu, Moeldoko menyampaikan tudingan dia melindungi (backing) Al Zaytun dan Panji Gumilang merupakan pernyataan yang tidak benar.
“Saya tidak punya kepentingan apapun dengan Panji Gumilang. Tidak ada kepentingan politik, tidak ada kepentingan ekonomi, tidak ada,” kata Moeldoko saat berbincang dengan ANTARA dalam sesi Podcast ANTARA TV di kediaman pribadinya, Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan tudingan-tudingan tidak berdasar yang ditujukan kepada dirinya kemungkinan tidak hanya untuk menjatuhkan dirinya, tetapi juga untuk kepentingan di luar dirinya.
“Biasa itu ada orang goreng (isu), tujuannya sangat jelas bagaimana men-downgrade saya. Saya cukup tahu petanya seperti apa. Tetapi yang perlu kita pahami, masyarakat Indonesia perlu paham, kenapa Al Zaytun selalu muncul setiap (menjelang) pemilu. Ini kan aneh, pasti ada sesuatu yang memainkan untuk apa, bisa saja untuk kepentingan elektabilitas, dan seterusnya,” kata Moeldoko.
Dia mengakui pernah ke Al Zaytun dan berkomunikasi dengan pengurus Pondok Pesantren di Indramayu, Jawa Barat, itu. Moeldoko saat itu menjabat sebagai Panglima Daerah Militer (Pangdam) III/Siliwangi.
Baca juga: Kapolri: Diduga Al-Zaytun melakukan penistaan agama
Baca juga: Menko PMK pastikan pelayanan pendidikan di Al Zaytun tidak berhenti
“Waktu (menjabat sebagai) Pangdam, saya pernah ke sana. Apa kepentingan saya? Saya sebagai Pangdam, Panglima Daerah Militer memastikan bahwa di daerah itu terbangun kondisi yang baik. Waktu itu sempat dengar-dengar ada sumber-sumber NII (Negara Islam Indonesia) di sana, dan (saat itu) sulit bisa masuk ke dalam,” kata Kepala Staf Kepresidenan RI.
Dia melanjutkan saat itu dia memerintahkan jajarannya, komandan resor militer (danrem) untuk mengecek langsung ke Ponpes Al Zaytun.
“Saya sampaikan kepada Danrem kalau kamu tidak bisa membuka pintu Al Zaytun kamu saya pecat. Akhirnya, bisa berkomunikasi ke dalam. Akhirnya bisa masuk ke dalam. Misi saya, bagaimana persoalan kebangsaan bisa menjadi konsumsi di situ, tidak ada yang lain,” kata Moeldoko.
Dia pun berkelakar orang-orang yang menuding dirinya melindungi Al Zaytun kemungkinan punya persoalan.
“Kalau saya dituduh jadi backing itu datanya dari mana? Orang-orang yang ngomong mungkin salah minum obat,” kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, dia menilai isu-isu sensitif yang dapat menyulut reaksi dari publik pada prinsipnya perlu dapat dimitigasi dan dikelola agar tidak menjadi isu yang liar.
“Saya pikir memang kita harus kelola dengan baik, karena ini persoalan-persoalan sensitif. Maka perlu dikelola dengan baik sehingga persoalan-persoalan itu tidak berlarut-larut nanti menjadi liar sehingga sulit. Saya pikir kita (negara, red.) hadir di situ untuk mengelola,” kata Kepala Staf Kepresidenan.
Baca juga: Menko Polhukam: Pemerintah belum putuskan mencabut izin Al Zaytun
Baca juga: Moeldoko tanggapi isu dirinya bekingi Ponpes Al Zaytun
Baca juga: Moeldoko: Pemerintah sedang dalami aktivitas di Ponpes Al Zaytun
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023