Tokyo (ANTARA News) - Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ), menyelesaikan pertemuan terakhirnya di bawah Gubernur Masaaki Shirakawa pada Kamis, tanpa kebijakan baru tetapi menawarkan penilaian ekonomi yang optimis.
BoJ, yang juga mempertahankan suku bunga tidak berubah pada nol hingga 0,1 persen, mengatakan ekonomi ketiga terbesar dunia itu telah "berhenti melemah" dan "diperkirakan lebih kurang mendatar untuk sementara waktu".
Bank secara luas diperkirakan tidak mengambil tindakan apapun karena Shirakawa menetapkan akan mundur sekitar tiga minggu sebelum akhir masa jabatannya, menyusul perdebatan publik dengan perdana menteri negara itu tentang kebijakan.
Keberangkatan Shirakawa pada 19 Maret kabar awal dari apa yang bisa menjadi pergeseran kebijakan utama bagi bank sentral, karena pemerintah menuntut tindakan untuk memacu perekonomian yang lesu.
Ia kemungkinan digantikan Haruhiko Kuroda, seorang veteran keuangan dan mantan kepala Bank Pembangunan Asia (ADB) yang merupakan pendukung kuat pelonggaran moneter, kemungkinan disahkan oleh parlemen dalam beberapa minggu mendatang.
Kuroda, 68 tahun, telah lama mengkritik BoJ melakukan terlalu sedikit untuk mengangkat ekonomi, dan dilihat sebagai kemungkinan meluncurkan pendorong baru untuk belanja lebih banyak dan pelonggaran agresif guna mengalahkan deflasi, menempatkan dia tepat di kubu kebijakan Perdana Menteri Shinzo Abe.
Pada Senin, calon Tokyo untuk jabatan puncak BoJ itu mengatakan ia akan melakukan "segala sesuatu yang mungkin" untuk mengatasi penurunan harga yang telah membebani pertumbuhan di Jepang sejak 1990-an, menghalangi pengeluaran dan investasi bisnis.
Abe meraih kemenangan telak dalam pemilihan umum Desember dan berjanji akan membalikkan nasib Jepang dengan variasi pengeluaran besar dan pelonggaran moneter agresif, resep yang menempatkan dia pada jalur yang bertabrakan dengan Shirakawa.
Perdana menteri konservatif telah secara terbuka mengatakan ia ingin mengeluarkan Shirakawa, dan mengancam untuk mengubah undang-undang mandat independensi bank jika tidak mengikuti barisannya, memicu protes dari para gubernur bank sentral luar negeri.
Pada Januari, di bawah tekanan BoJ tunduk kepada tuntutan pemerintah, mengumumkan program pelonggaran tak terbatas mulai tahun depan dan target inflasi dua persen.
Kebijakan pembelian aset mirip dengan program pembelian obligasi tak terbatas bulanan Federal Reserve AS, yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif.
"Pertemuan BoJ tentu saja telah dibayangi oleh keberangkatan segera Gubernur Shirakawa dan dua deputinya," Capital Economics yang berbasis di London mengatakan dalam sebuah catatan sebelum pertemuan berakhir.
Ekonomi Jepang yang dilanda resesi menyusut untuk tiga kuartal berturut-turut pada periode Oktober-Desember, sementara Tokyo mencatat rekor defisit perdagangan pada 2012, menggarisbawahi pekerjaan utama untuk Abe dan timnya yang diharapkan di bank sentral.
Namun, komentar BoJ Kamis menyatakan bahwa kemerosotan ekspor, terpukul oleh lemahnya permintaan di Eropa dan boikot konsumen atas barang-barang Jepang di China yang dipicu oleh sengketa wilayah.
"Ekspor tampak berhenti menurun" karena ekonomi-ekonomi yang terpukul keras "telah menunjukkan beberapa tanda-tanda meningkat", katanya dalam sebuah pernyataan, sementara permintaan konsumen
di dalam negeri tetap "tangguh".
Shirakawa, yang menghabiskan lebih dari tiga dekade di BoJ sebelum meninggalkannya pada 2006 untuk menjadi seorang profesor, mengambil posisi jabatan gubernur pada April 2008, hanya beberapa bulan sebelum runtuhnya titan Wall Street, Lehman Brothers yang digembar-gemborkan awal dari krisis keuangan global.
Seorang ahli kebijakan moneter tanpa latar belakang pemerintah, Shirakawa dianggap otak di balik penggunaan pelonggaran agresif ortodoks BoJ sampai dengan 2006 yang telah membanjiri sistem perbankan dengan uang hampir bebas setelah suku bunga nol sendiri gagal mengatasi deflasi yang terus bertahan, demikian AFP melaporkan.
(SYS/A026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013