Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir pesisir (rob) di wilayah pesisir pantai Nusa Tenggara Barat (NTB) pada awal Juli ini.
"Adanya fenomena fase bulan purnama yang bersamaan dengan Perigee (jarak terdekat bulan ke bumi) berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum pada pekan ini," kata Prakirawan BMKG Stasiun Zaenudin Abdul Majid, Lombok, Sri Aprilia dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Rabu.
Berdasarkan pantauan data level air dan prediksi pasang surut, banjir pesisir berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia, termasuk di wilayah Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: BMKG: Waspadai potensi banjir rob pesisir NTB jelang Imlek 2023
"Banjir rob juga berpotensi terjadi di pesisir Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Lampung, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, NTT, dan NTB," katanya.
BMKG menyatakan potensi banjir rob secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam, dan perikanan darat.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut. "Warga tetap untuk waspada saat berada di wilayah laut NTB," katanya.
Selain itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi gelombang tinggi yang mencapai empat meter lebih di wilayah perairan NTB.
"Potensi gelombang diprakirakan mencapai empat meter lebih," katanya.
BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi tinggi gelombang di atas dua meter lebih di selat Lombok bagian selatan, selat Alas bagian selatan, selat Sape bagian selatan, dan Samudera Hindia Selatan NTB.
Baca juga: Banjir rob di NTB rusak 115 rumah
Baca juga: Banjir landa lima kabupaten di NTB
"Warga yang ada di pesisir pantai wilayah NTB agar tetap waspada terhadap dampak gelombang," katanya.
Di wilayah Samudera Hindia Selatan NTB, kecepatan angin mencapai 27 knot lebih dengan tinggi gelombang mencapai empat meter lebih, sehingga para nelayan atau nakhoda kapal untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi di perairan NTB.
"Para nelayan maupun nakhoda kapal untuk tetap waspada terhadap dampak gelombang tinggi yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari," katanya.
Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023