Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama (Dirut) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Nusantara, Baharuddin Thonti, mengaku tidak bisa menerima pernyataan Menteri Agama Maftuh Basyuni yang menuduhnya sebagai calo haji sehingga ia berniat mengajukan tuntutan hukum. "Proposal itu menawarkan suatu sistem baru yang bisa membuat biaya pemondokan menjadi lebih murah dan membuat pelayanan haji meningkat. Sangat disesalkan kami malah dituduh calo," kata Thonti kepada wartawan di Jakarta, Minggu. Disebutkannya bahwa KH Aziddin, dari Komisi VIII DPR dan "kebetulan" dari Fraksi Partai Demokrat dan juga dari Al Wasliyah itu hanya memfasilitasi pihaknya dengan Menag karena ketika diajukan ia menganggap proposal itu baik bagi umat. Pihaknya, ujar Thonti, kemudian mengantarkan dua utusan Pangeran Abdul Aziz Nawaf, yakni Fahad Utaiby dan Issam Fathoni menemui Menag. Pihaknya mengusulkan, adanya biro bagi para pemilik pondokan haji di tanah suci yang berminat mengajukan tender ke pemerintah Indonesia. Setelah itu baru pemerintah melakukan verifikasi ke Arab Saudi seperti biasanya. Sistem ini hanya bisa diberlakukan jika ada pihak yang berwenang seperti anggota kerajaan, ujarnya. "Pangeran Nawaf itu cuma memfasilitasi, ingin membantu, dia tak butuh duit. Saya sendiri sudah 10 tahun mengamati perhajian dan ingin adanya perbaikan," katanya. Dikatakan Thonti, calo-calo rumah itu sebenarnya ada di tubuh Depag sendiri dan tak ada kaitannya dengan dirinya atau anggota Komisi VIII DPR KH Aziddin. Sebelumnya, Menag Maftuh Basyuni mengatakan di depan para anggota Komisi VIII DPR, bahwa Aziddin harus meminta maaf karena mengajukan proposal yang berkaitan dengan pondokan jemaah haji. Menag menegaskan ketidakpercayaannya bahwa seorang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan mengurusi hal-hal kecil seperti merekomendasikan pemondokan yang seharusnya disewa untuk jemaah haji di tanah suci. "Mereka ingin menggolkan pemondokan milik pangeran Nawaf. Padahal pangeran juga bisa keturunan Abu Jahal," katanya. Menag juga menyebut-nyebut nama Baharuddin Thonti, Fahad Utaiby dan Issam Fathani dalam kaitannya dengan percaloan pemondokan di Arab Saudi. Ditanya bahwa Aziddin dan Menag Basyuni sudah berdamai, Thonti menampik, bahwa dirinya belum dimintai maaf.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006