Meskipun sepertinya China telah mengambil dua langkah mundur, langkah selanjutnya bisa menjadi tiga langkah maju
Sydney (ANTARA) - Saham-saham Asia turun pada Rabu sore, setelah perlambatan aktivitas jasa-jasa China merusak sentimen dan karena pasar mengalihkan fokus mereka ke rilis risalah Federal Reserve dan laporan pekerjaan utama AS di akhir pekan untuk prospek suku bunga ke depan.
Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,74 persen. Nikkei Jepang juga berakhir merosot 0,25 persen, karena aksi ambil untung investor setelah indeks naik ke level tertinggi tiga dekade.
Di China, sebuah survei menunjukkan sektor jasa-jasa, yang telah pulih dengan kuat setelah pencabutan penguncian, berkembang dengan laju paling lambat dalam lima bulan pada Juni, menambah bukti bahwa pemulihan ekonomi kehilangan tenaga.
Indeks saham-saham unggulan China CSI300 ditutup 0,77 persen lebih rendah, indeks komposit Shanghai berakhir tergelincir 0,69 persen dan indeks Hang Seng Hong Kong merosot 1,62 persen.
"Meskipun sepertinya China telah mengambil dua langkah mundur, langkah selanjutnya bisa menjadi tiga langkah maju," kata Andrew McCaffery, kepala investasi global di Fidelity International, menambahkan bahwa saham China diperdagangkan dengan diskon yang signifikan.
"Ini mungkin terasa sedikit kontradiktif saat ini, tetapi ini merupakan titik masuk yang menarik, terutama karena ada beberapa tanda stabilisasi dalam hubungan AS-China."
Menteri Keuangan AS Janet Yellen akan mengunjungi China akhir pekan ini, tetapi meningkatnya ketegangan di bidang teknologi, dengan Beijing membatasi ekspor dua logam langka dan Washington dilaporkan melarang perusahaan China mengakses komputasi awan, membebani sentimen yang lebih luas.
Namun, saham beberapa pembuat produk China yang digunakan untuk membuat cip menguat karena kekhawatiran pasokan membuat harga logam lebih tinggi.
Para pedagang sekarang menantikan rilis risalah pertemuan kebijakan terakhir Fed pada Rabu nanti dan laporan penggajian non-pertanian AS pada Jumat (7/7/2023) untuk melihat apakah Fed perlu menaikkan suku bunga lebih dari satu kali untuk menahan inflasi.
Pasar hampir yakin bahwa Fed akan menaikkan suku bunga pada Juli setelah berhenti bulan lalu, tetapi hanya menilai peluang 32 persen bahwa bank sentral perlu memberikan kenaikan lagi pada Oktober.
Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan Amerika Serikat menambahkan 225.000 pekerjaan bulan lalu, melambat dari 339.000 pekerjaan sebelumnya, sementara pertumbuhan pendapatan rata-rata cenderung stabil di 0,3 persen dari bulan sebelumnya.
Chris Weston, kepala penelitian di Pepperstone, mengatakan baru sebulan yang lalu pasar ingin melihat pasar kerja yang mendingin untuk tanda-tanda bahwa kenaikan suku bunga Fed berhasil.
"Tampaknya sekarang tesis telah berkembang, dan pasar ingin melihat penciptaan lapangan kerja yang kuat, dengan syarat pada pertumbuhan upah yang lemah."
Baca juga: Saham Asia jatuh karena khawatir pertumbuhan, fokus ke risalah Fed
Baca juga: Saham di Asia naik setelah bank sentral Australia tahan suku bunga
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023