Hal ini didorong oleh prospek inflasi yang masih dalam kisaran target Bank Indonesia (BI) yakni 4,5 persen + 1 persen, dan prospek pertumbuhan ekonomi yang cenderung melambat,"
Jakarta (ANTARA News) - Vice President Head of Equity Research Danareksa Sekuritas, Chandra Pasaribu memperkirakan BI rate masih akan bertahan pada level 5,75 persen hingga akhir 2013.
"Hal ini didorong oleh prospek inflasi yang masih dalam kisaran target Bank Indonesia (BI) yakni 4,5 persen + 1 persen, dan prospek pertumbuhan ekonomi yang cenderung melambat," kata Chandra Pasaribu di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, saat ini suku bunga pinjaman di Indonesia masih relatif tinggi. Hal ini tentu akan mengurangi daya saing produk domestik terhadap produk luar dalam perdagangan bebas.
"Penurunan bunga yang lebih jauh akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi," katanya.
Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, dalam korelasi negatif. Suku bunga yang relatif rendah akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Tingkat suku bunga sangat tergantung pada laju inflasi di dalam negeri. Tahun ini perekonomian Indonesia masih tumbuh baik, sehingga inflasi masih terjaga sehingga suku bunga diperkirakan masih akan bertahan di level yang rendah," kata dia.
Ia mengatakan, pada Maret hingga April tekanan inflasi bulanan akan menurun (berpeluang deflasi) seiring dengan datangnya musim panen raya.
Dampak isu kenaikan harga BBM tahun lalu juga akan hilang, sehingga berpotensi menurunkan laju inflasi tahunan secara signifikan.
"Seiring dengan perlambatan ekonomi global, maka peluang adanya gejolak harga komoditi akan kecil. Karena itu laju inflasi sampai akhir 2013 diperkirakan akan tetap terkendali di kisaran 4 persen hingga 5 persen," ujarnya.
Dalam jangka menengah, kata dia, inflasi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh perkembangan harga minyak di pasar global maupun komoditi kebutuhan pokok.
Menurut dia, meskipun harga minyak diprediksikan akan sedikit mengalami kenaikan seiring adanya sedikit perbaikan ekonomi global, namun kenaikannya diperkirakan tidak berdampak signifikan pada kenaikan inflasi.
Harga kebutuhan pokok juga diprediksikan tetap terjaga, lanjutnya, dan tren inflasi bulanan yang menurun diperkirakan masih terus berlangsung (sudah dua tahun).
Dengan demikian inflasi tahunan diprediksikan masih sekitar 4 persen hingga 5 persen akhir tahun 2013.
Terkait dengan isu kenaikan harga BBM bersubsidi, kata dia, harus dilakukan hati-hati karena sumber pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi dan investasi.
Keduanya dapat mendistorsi pertumbuhan ekonomi sehingga diperlukan studi yang mendalam serta kepercayaan konsumen masih dalam taraf pemulihan yaitu perlu level yang lebih baik dimana secara politis kurang cocok.
(A063/S025)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013