Yogyakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggandeng para akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) membahas solusi pendanaan inovatif yang berkelanjutan untuk pengelolaan sektor air bersih dan sanitasi.

Pembahasan itu berlangsung melalui lokakarya di Kampus UGM, Yogyakarta, Selasa, menyongsong penyelenggaraan Forum Air Dunia (World Water Forum/WWF) Ke-10 di Bali.

"Melalui lokakarya ini kami berharap dapat mengidentifikasi isu-isu utama sebagai masukan untuk acara puncak Forum Air Dunia (World Water Forum/WWF) Ke-10 di Bali pada 2024," kata Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna.

Herry menuturkan sektor air minum dan sanitasi masih menghadapi berbagai tantangan pendanaan yang menghambat kemajuan dalam peningkatan akses dan penyediaan layanan air bersih dan sanitasi.

Selain keterbatasan dana, tantangan lainnya adalah ketergantungan yang tinggi pada anggaran negara.

"Secara global, data dari 20 negara berkembang menunjukkan kesenjangan pendanaan sebesar 61 persen antara kebutuhan yang teridentifikasi untuk mencapai target air, sanitasi dan kebersihan nasional," kata Herry.

Menurut dia, Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam memenuhi target nasional serta tujuan pembangunan berkelanjutan di sektor air bersih dan sanitasi.

Cakupan air perpipaan di Indonesia, kata dia, baru mencapai 29 persen rumah tangga, sedangkan sanitasi yang aman hanya tersedia untuk sekitar 7,25 persen rumah tangga.

Staf Khusus Menteri PUPR Bidang Sumber Daya Air Arie Setiadi Moerwanto berharap lokakarya dengan topik Secure and Increase Funding for Basic Access to Safe Water and Sanitation for All at All Scales tersebut mampu membahas tantangan dan peluang utama pembiayaan air yang berkelanjutan.

Melalui lokakarya itu pula diharapkan mampu menghasilkan solusi untuk meningkatkan pendanaan akses dasar air bersih dan sanitasi untuk semua skala.

"Supaya akses untuk air minum yang layak bisa terpenuhi dengan sepat strateginya bagaimana dan kemudian ada satu ancaman besar terkait perubahan iklim dan kita memerlukan satu dana bersama karena dia tidak dihadapi orang per orang tapi bersama," ujar Arie.

Dalam lokakarya itu, dibahas lima topik utama antara lain identifikasi praktik terbaik global tentang pengelolaan air dan sanitasi berbasis masyarakat, tata kelola air, keterlibatan pemangku kepentingan, dan pengelolaan air dan sanitasi berkelanjutan di Indonesia dan negara lain, KPBU skala kecil sebagai peluang pembiayaan alternatif untuk air dan sanitasi.

Kemudian, meningkatkan pengelolaan air dan sanitasi lokal dan berbasis masyarakat serta peluang pendanaan dan pembiayaan inovatif serta eksplorasi praktik terbaik terkait pembiayaan sektor air dan sanitasi di perkotaan maupun skala kecil.

Indonesia telah terpilih sebagai tuan rumah untuk penyelenggaraan The 10th World Water Forum 2024 pada bulan Mei 2024 di Bali.

Forum Air Dunia itu merupakan forum lintas batas terbesar di dunia yang fokus dalam pembahasan isu-isu air dan mencari solusi global sebagai jawaban atas isu-isu tersebut.


Baca juga: World Water Forum 2024 momentum tingkatkan kerja sama pengelolaan air
Baca juga: Presiden Forum Air Dunia puji Indonesia "juara" pembangunan bendungan
Baca juga: Jokowi harap Forum Air Dunia hasilkan rekomendasi konkret atasi krisis

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023