"Dampak dari berita wafatnya Chavez terlihat meminimalkan titik waktu di pasar minyak."
Singapura (ANTARA News) - Harga minyak naik di perdagangan Asia pada Rabu, di tengah ketidakpastian pasar minyak dunia setelah wafatnya Presiden Venezuela, Hugo Chavez, yang negaranya menjadi produsen minyak mentah Amerika Latin yang menentukan.
Kontrak utama di New York untuk minyak mentah light sweet untuk pengiriman April tercatat naik 26 sen menjadi 91,08 dolar Amerika Serikat (AS) per barel, dan minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April naik 43 sen ke posisi 112,04 dolar AS dalam perdagangan pagi di Asia.
"Dampak dari berita wafatnya Chavez terlihat meminimalkan titik waktu di pasar minyak ini, tetapi beberapa spekulasi dan risiko telah mempengaruhi minyak kategori berjangka," kata Ker Chung Yang, senior analis investasi pada Phillip Futures di Singapura, kepada AFP.
Ia mengemukakan, "Chavez telah berada di posisi ini begitu lama, sehingga ada risiko tertanam dalam transisi politik yang bisa mengakibatkan gangguan pasokan minyak."
Jason Hughes, kepala manajemen klien premium pada IG Markets Singapore, mengatakan bahwa dampak penuh tentang kematian pemimpin sayap kiri itu masih belum dirasakan, tetapi pedagang mengamati tanda-tanda ketidakstabilan di Vnezuela, negara anggota pengekspor minyak (OPEC).
Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, dan menurut OPEC. "Ada potensi ketidakstabilan di negara ini," kata Hughes.
Chavez wafat di usia 58 pada hari ini, setelah cukuplama memerangi penyakit kankernya. Keadaan ini mendorong bangsa bangsanya dapat menuju masa depan yang tidak pasti, karena memerintah cukup lama.
Namun, Venezuela sejauh belum ada indikasi terjadinya tindak kekerasan, dan pihak pemerintah yang berkuasa saat ini mengatakan bahwa pemilihan umum akan diadakan kembali dalam waktu 30 hari.
Chavez pada akhir tahun lalu sempat memenangkan pemilu, namun hingga ajalnya tiba belum dilantik kembali sebagai kepala negara dan pemerintahan Venezuela.
Pemerintah Venezuela mengemukakan, memproduksi tiga juta barel minyak per hari, meskipun OPEC mengatakan angka yang mereka pantau adalah 2,3 juta barel. Produksi minyak negeri di Amerika Latin itu menyumbang 90 persen dari pendapatan negaranya.
Wakil Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, akan mengambil alih sebagai pejabat sementara pengganti Presiden Chavez, yang telah berkuasa sejak 1998.
Pengumuman Menteri Luar Negeri Venezuela, Elias Jaua, bertentangan dengan konstitusi yang mengatakan Presiden Majelis Nasional harus mengambil alih posisi presiden berkaitan dengan wafatnya Chavez.
Fernando Soto Rojas, seorang anggota parlemen dari partai sosialis PSUV, sebelumnya mengatakan bahwa Presiden Majelis Nasional, Diosdado Cabello, harus mengambil alih.
"Tidak ada kekosongan kekuasaan. Majelis Nasional dengan Diosdado Cabello harus mengambil kekuasaan, dan kemudian kami akan menuju ke proses pemilihan tanpa ada keraguan,"kata Soto Rojas kepada stasiun TV milik pemerintah.
Ia menambahkan dirinya mendukung Nicolas Maduro sebagai kandidat pada pemilu presiden di periode berikutnya.
(Uu.S004/Rw.P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013