Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Usman Kansong menyoroti pentingnya upaya pengurangan risiko bencana yang menjadi salah satu dari enam topik pembahasan dalam World Water Forum ke-10.
"Saya kira semua tema punya titik kepentingan yang relatif sama. Tapi kalau ditanya di antara enam ini, saya kira disaster risk reduction and management," kata Usman dalam acara JFCC Panel Discussion - Road to the 10th World Water Forum yang diikuti secara daring, Selasa.
Menurut Usman, pengurangan risiko bencana penting sebab pemanasan global yang terjadi saat ini telah menimbulkan risiko bencana yang sangat tinggi.
"Banjir itu kalau di perkotaan antara lain disebabkan meluapnya air dari sungai dan ada rob juga sebetulnya. Kenapa air meluap? Karena dia tidak masuk ke dalam tanah. Itu penting bagi kita revitalisasi, makin banyak kita harus menyerap air ke dalam bumi lewat sumur resapan atau biopori," ujar Usman.
Baca juga: Hasil World Water Forum diharapkan jadi sumbangan Indonesia pada dunia
Usman kemudian menggarisbawahi pentingnya setiap pendirian bangunan harus disertai oleh sumur resapan. Ia pun menyarankan agar pemerintah daerah melakukan inspeksi.
"Kalau kesadaran kan sifatnya sukarela, tidak ada ikatan. Tapi kalau kebijakan, misalnya kalau tidak ada sumur resapan tidak akan dikasih IMB. Ini penting. Sekali-kali lah inspeksi pemerintah daerah ke rumah-rumah atau hotel-hotel," katanya.
Di samping pengurangan risiko bencana, Usman juga menyoroti pentingnya water security atau ketahanan air, mengingat populasi terus bertambah sehingga semakin banyak orang yang membutuhkan air.
Water security, menurut dia, dapat dilakukan dengan melakukan pengelolaan air sebaik-baiknya, yang dapat dimulai dari hal kecil yang dilakukan sehari-hari di rumah.
Baca juga: World Water Forum, momentum RI tingkatkan layanan air bersih perpipaan
"Misalnya baru minum separuh (kemasan) dan kita tinggal, lalu dibuang ke selokan. Di Amerika, sekitar Los Angeles misalnya, air kemasannya kecil-kecil jadi sekali minum dia habis, tidak ada yang terbuang sia-sia. Kita perlu edukasi masyarakat," katanya.
Kemudian, lanjut dia, water security juga dapat diupayakan dengan tidak mengambil air tanah ketika mendirikan bangunan. Hal itu juga penting sebab air tanah yang terus menerus diambil akan membuat tanah semakin turun.
"Saya kira (water security) bisa kita capai. Di negara-negara lain bisa, berarti kita juga bisa. Misalnya ada kebijakan di perumahan tidak boleh ada pengambilan air tanah, tidak boleh bikin sumur, hanya boleh menggunakan air PAM. Itu kan bisa dalam skala kecil. Dalam skala besar juga bisa kalau kita tularkan terus," imbuh Usman.
Baca juga: Menteri PUPR: World Water Forum momentum tingkatkan infrastruktur air
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023