Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan bahwa Sabtu malam "lebih tenang" daripada Jumat (30/6) malam ketika 1.311 orang ditangkap dan 1.350 kendaraan dibakar.
Menurut kementerian itu, 45 petugas polisi dan gendarmeri (militer yang diperbantukan kepolisian) yang dikerahkan terluka, sementara itu 577 kendaraan dan 74 bangunan dibakar.
Pada Sabtu malam, sekitar 45.000 pasukan keamanan Prancis dikerahkan di seluruh negara itu untuk menghadapi kerusuhan dan penjarahan, dengan sekitar 7.000 pasukan di Paris dan daerah pinggirannya, kata Darmanin di akun media sosialnya.
Pada Sabtu malam, para perusuh juga menyerang rumah wali kota Hay-les-Roses, sebuah kota di pinggiran selatan Paris yang melukai istri wali kota dan salah satu anaknya.
Berbicara kepada saluran berita Prancis BFMTV pada Minggu sore, Kepala Polisi Paris Laurent Nunez mengatakan bahwa para perusuh menyerang rumah wali kota. Petugas polisi khusus akan melakukan penyelidikan dan melakukan "segalanya" untuk menangkap para pelaku.
Pada Selasa (27/6) pekan lalu, seorang petugas polisi Prancis melepaskan tembakan dan membunuh remaja berusia 17 tahun itu setelah remaja itu menolak untuk menepikan mobilnya.
Petugas polisi yang menembakkan senjatanya kemudian memberi tahu penyelidik bahwa dia bertindak karena takut mobil tersebut menyebabkan kecelakaan fatal.
Penembakan pada Selasa lalu tersebut memicu aksi unjuk rasa yang disertai kekerasan dan kerusuhan di seluruh Prancis, yang menyebabkan polisi menangkap ribuan orang di kota-kota besar Prancis.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023