"Yang paling penting adalah deteksi dini karena kita belum tau cara pencegahannya apa, penyebabnya apa," kata Ferdiansyah dalam sebuah sesi diskusi daring yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) secara daring pada Selasa.
Menurut Ferdiansyah, umumnya pada penderita kanker tulang di Indonesia baru dilarikan ke rumah sakit dan menerima penanganan medis ketika kondisi tumor sudah membesar.
Dia menambahkan penanganan kanker tulang yang sudah parah membutuhkan fasilitas diagnosis dan perawatan lengkap sehingga akan memakan biaya yang mahal.
Oleh karena itu sebaiknya kanker tulang perlu dideteksi lebih awal agar segera mendapat penanganan medis yang tidak membutuhkan biaya besar dan mencegah kanker tubuh semakin besar dan menyebar.
Baca juga: Waspada kanker tulang pada anak, lutut bengkak dan nyeri jangan diurut
Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) itu menyebutkan langkah deteksi dini kanker tulang adalah dengan mengetahui gejalanya dan segara cari pertolongan dokter apabila gejala tersebut muncul.
Adapun gejala dari penyakit kanker tulang adalah timbulnya benjolan disertai rasa nyeri yang tidak hilang meskipun telah diobati.
"Pertama bila ada nyeri yang sulit hilang walaupun sudah diobati pada tulang, yang kedua adanya benjolan, segeralah mencari pertolongan ke dokter," ujar Ferdiansyah.
Ferdiansyah mengingatkan untuk tidak mengobati benjolan dan rasa nyeri dengan dipijat karena cara tersebut justru dapat memperbesar tumor dan membuatnya menyebar ke bagian tubuh lain.
"Budaya bangsa kita itu sering sekali kalau ada nyeri-nyeri, ada benjolan, nomor satu itu dipijat padahal kalau dipijat itu tumornya akan menyebar lebih cepat dan membesar lebih cepat," kata Ferdiansyah.
Kanker osteosarcoma dan ewing sarcoma adalah dua jenis kanker tulang ganas yang sering menyerang anak-anak antara usia lima tahun hingga menginjak masa remaja.
Osteosarcoma umumnya terjadi di betis bagian atas, paha bagian bawah, area sendi lutut, lengan atas dan panggul. Sementara ewing sarcoma biasa muncul di sumsum tulang.
Ferdiansyah menjelaskan penyebab pasti kanker tulang belum diketahui. Dia menyebutkan kanker tulang bisa disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya genetik, lingkungan, dan pola makan tidak sehat
Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu menghimbau masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat serta menghindari makanan cepat saji (fast food) dan berpengawet karena mengandung senyawa karsinogen pemicu kanker.
Baca juga: Dokter ortopedi jelaskan penyakit kanker tulang yang menyerang anak
Baca juga: Ahli sebut leukemia dominasi sepertiga kasus kanker pada anak
Baca juga: Peneliti China kembangkan teknik baru untuk pengobatan keropos tulang
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023