Yerusalem (ANTARA) - Serangan udara dan darat yang dilancarkan Israel di Tepi Barat pada Senin (3/7) menuai kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Liga Arab, dan negara-negara di kawasan tersebut.

Kecaman tersebut seiring jumlah korban tewas akibat operasi militer berskala besar itu terus meningkat.

Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan sebanyak delapan warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka di Kota Jenin, Tepi Barat utara, dalam sebuah operasi militer Israel yang diluncurkan mulai tengah malam dan berlangsung hingga sepanjang hari.

Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland pada Senin (3/7) mencuit di Twitter bahwa eskalasi yang terjadi saat ini di Tepi Barat yang diduduki "sangat berbahaya" menyusul meningkatnya ketegangan selama berbulan-bulan.

"Operasi itu sekali lagi mengingatkan kita pada situasi yang sangat tidak stabil dan tidak dapat diprediksi di Tepi Barat yang diduduki, mendesak agar semua pihak menjamin warga sipil terlindungi," kata Wennesland.

Koordinator Residen dan Kemanusiaan PBB di Palestina Lynn Hastings menyatakan "waspada" dalam sebuah cuitan di Twitter dan menekankan bahwa akses ke semua yang terluka harus dipastikan.

Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit pada Senin mengutuk serangan militer Israel di Jenin dan meminta para pendukung perdamaian di seluruh dunia untuk segera melakukan intervensi dan menghentikan operasi "keji dan kriminal" Israel.

"Operasi militer brutal Israel yang sedang berlangsung di Jenin sangat dikecam," cuit Aboul-Gheit.

Dia mengatakan penyerangan terhadap kota dan kamp dengan dukungan udara serta penghancuran rumah dan jalan adalah hukuman serta balas dendam kolektif yang hanya akan berujung pada eskalasi ketegangan lebih lanjut.

Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab pada Senin juga menyatakan kecaman keras terhadap pasukan Israel. Kementerian Luar Negeri dan Emigran Lebanon pada Senin mengutuk agresi Israel, yang disebutnya "menarget seluruh penduduk tanpa membedakan antara warga sipil dan pejuang atau antara kaum muda, anak-anak, dan orang tua".

Dalam sebuah pernyataan, kementerian itu menyerukan agar secepatnya menghentikan kekerasan yang berulang dan meningkat terhadap rakyat Palestina. Selain itu mendesak otoritas Israel untuk mengurangi ketegangan dan menghindari langkah-langkah yang memperburuk ketegangan dan kekerasan di wilayah Palestina yang diduduki dan mengakibatkan semakin parahnya situasi dan kelanjutan siklus kekerasan.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin, Kementerian Luar Negeri Mesir mengutuk serangan Israel "dengan sangat keras". Kementerian Luar Negeri Mesir menyuarakan penentangannya terhadap serangan dan serbuan berulang Israel ke kota-kota di Palestina yang menewaskan warga sipil.

Kementerian tersebut menggambarkan serangan Israel sebagai "pelanggaran terang-terangan terhadap hukum dan legitimasi internasional. Kementerian tersebut memperingatkan tentang dampak serius dari eskalasi yang sedang berlangsung.

Kementerian Luar Negeri Mesir menilai serangan Israel itu akan memperburuk penderitaan warga Palestina dan merusak upaya Mesir serta juga upaya regional dan internasional untuk mengurangi ketegangan di wilayah yang diduduki itu.

Yordania pada Senin memperingatkan konsekuensi malapetaka akibat serangan Israel di Jenin. Negara itu menyerukan intervensi masyarakat internasional untuk menghentikan operasi militer Israel.

Turki juga mengutuk keras operasi militer Israel dan mendesak Israel untuk bertindak dengan akal sehat dan menghentikan aksi semacam itu.

Tentara Israel mengatakan operasi itu bertujuan untuk meluncurkan "upaya antiterorisme yang ekstensif". Menurut juru bicara militer Israel Daniel Hagari, serangan itu difokuskan pada kamp pengungsi Jenin, dan bukan untuk melawan Otoritas Palestina namun melawan kelompok teroris di Jenin.


Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023