Padang (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sumatera Barat menyebut hingga Senin (3/7) sebanyak 10 peserta haji asal Embarkasi Haji Padang wafat di Tanah Suci Mekkah.

"Sampai kemarin, Senin (3/7) jumlah jamaah haji yang wafat berjumlah 10 orang," kata Plh Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kemenag Sumbar Zilwadi di Padang, Selasa.

Ia menyebutkan jamaah haji yang wafat tersebut berasal dari Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu. Rinciannya, empat dari Sumatera Barat dan enam jamaah asal Provinsi Bengkulu.

Berdasarkan data yang diperoleh Kemenag Sumbar, Waryanti Warsono Sarwono jamaah haji asal Kabupaten Bengkulu Utara wafat pada Senin (3/7). Ia didiagnosa mengalami cardiovascular diseases dan dimakamkan di Sharae Mekkah.

Terkait jamaah haji yang wafat tersebut pihaknya mengatakan sebelum berangkat ke Tanah Suci, petugas kesehatan khususnya Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) secara maraton memantau dan memeriksa kesehatan calon jamaah haji.

"Secara intens petugas KKP selalu memeriksa kesehatan calon jamaah haji," kata dia.

Setelah pemeriksaan dilakukan, maka petugas KKP yang berhak menentukan apakah calon jamaah calon haji tersebut laik atau tidak terbang ke Tanah Suci. Pihaknya menduga para tamu Allah yang wafat tersebut bisa juga dikarenakan faktor cuaca ekstrem yang berkisar 40 hingga 45 derajat celsius.

Apalagi, dari empat ribu lebih jamaah haji asal Ranah Minang sekitar 1.000 lebih di antaranya merupakan kategori lanjut usia (lansia).

Untuk musim haji 1444 Hijriah Kementerian Agama mengusung tema "Haji Ramah Lansia". Para petugas secara rutin juga terus mengingatkan agar para jamaah haji tidak terlalu memaksakan diri apabila kondisi tubuh tidak mendukung.

Selain Waryanti Warsono Sarwono, sembilan jamaah haji lainnya yang wafat ialah Elsa Susana Abdul Aziz (50) yang masuk ke dalam kloter enam. Warga Lubuk Basung Kabupaten Agam tersebut wafat pada 17 Juni dan dimakamkan di Sharae Mekkah.

Berikutnya, Masyayudin Taib Riya (73) yang tergabung dalam kloter pertama. Warga Parupuk Tabing, Koto Tangah, Kota Padang tersebut wafat pada 18 Juni 2023 di Rumah Sakit Arab Saudi, dan dimakamkan di Sharae Mekkah.

Berikutnya, Rusli Sain Alam Nasir (69). Warga Desa Tapak Gedung, Kecamatan Tebat Karai, Kabupaten Kepahiang Bengkulu tersebut wafat pada 19 Juni 2023. Ia didiagnosa mengalami penyumbatan pembuluh darah ke jantung. Kemudian, Suratin Suradi Tawijo (66) asal Kabupaten Bengkulu Utara.

Suratin didiagnosa mengalami komplikasi dari sepsis tekanan darah rendah, perubahan mental, dan disfungsi organ. Jamaah haji tersebut wafat pada 22 Juni 2023 di Rumah Sakit Arab Saudi dan dimakamkan di Sharae Mekkah.

Jamaah haji yang wafat berikutnya ialah Bakrin Delamid Saharia (71). Warga Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu tersebut meninggal dunia pada 27 Juni di Rumah Sakit Arab Saudi Arafah, dan dimakamkan di Arafah. Ia didiagnosa dokter mengalami penyumbatan pembuluh darah ke jantung.

Kemudian, Mastiarni Abdul Muis (66) jamaah haji kloter tiga asal Kabupaten Pasaman Barat tersebut wafat pada 29 Juni 2023 dan dimakamkan di Sharae Mekkah. Ia didiagnosa mengalami gangguan pernafasan.

Berikutnya, Aswati Ismer Kisi asal Bengkulu, Djaswir Samal Sae asal asal Kota Pariaman, dan Nurlima Seniatin Yanum asal Kabupaten Bengkulu Selatan yang didiagnosa cardiovascular disease.

Baca juga: 6 haji dari Embarkasi Padang wafat di Tanah Suci, sebagian besar sakit

Baca juga: Seorang peserta haji asal Bangka wafat di Mekkah akibat sesak nafas

Baca juga: PPHI: Jumlah jamaah wafat saat puncak haji bertambah, capai 50 orang

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023