Sistem pangan Afrika yang saat ini bernilai 313 miliar dolar AS per tahun, sebenarnya dapat menjadi tiga kali lipat lebih besar.

Jakarta (ANTARA News) - Bank Dunia menyatakan, pasar pangan di benua Afrika dapat menciptakan kesempatan hingga sebesar 1 triliun dolar AS pada tahun 2030 bila petani dan pelaku agrobisnis dapat memperluas akses kepada permodalan dan teknologi.

"Meningkatkan sektor pertanian dan agrobisnis berarti pendapatan yang lebih tinggi dan lapangan pekerjaan yang lebih besar sehingga Afrika dapat bersaing secara global," kata Direktur Bank Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan Kawasan Afrika, Jamal Saghir, dalam rilis yang diterima ANTARA News, di Jakarta, Rabu.

Laporan Bank Dunia bertajuk "Growing Africa: Unlocking the Potential of Agribusiness" menyatakan bahwa sistem pangan Afrika yang saat ini bernilai 313 miliar dolar AS per tahun, sebenarnya dapat menjadi tiga kali lipat lebih besar bila pihak pemerintah dan pemimpin bisnis berpikir ulang secara radikal mengenai kebijakan mereka untuk mendukung pertanian, petani, dan agrobisnis.

Pasar pangan Afrika, menurut Jamal, harus lebih meningkat karena mengingat kombinasi terjadinya pertumbuhan populasi, meningkatnya urbanisasi, dan permintaan pangan. Kombinasi itu mendorong meningkatnya harga pangan dan produk pertanian.

Sedangkan dari sisi pasokan, lanjutnya, panen yang lambat, penurunan anggaran riset, degradasi lahan dan kekurangan air, serta perubahan iklim juga membuat harga-harga bahan pangan menjadi tetap tinggi.

"Negara-negara Afrika sebenarnya dapat mengambil kesempatan dalam pasar yang sedang melonjak dalam bahan pangan beras, jagung, kedelai, gula, minyak sawit, biofuel, dan pakan. Sehingga dapat muncul sebagai eksporter utama dari komoditas-komoditas tersebut serupa dengan kesuksesan yang telah dicapai Amerika Latin dan Asia Tenggara," tambahnya lagi.

Ia mengemukakan, Afrika menyimpan 50 persen dari keseluruhan lahan di dunia yang belum digunakan yang sebenarnya dapat diberdayakan untuk lahan pertanian atau perkebunan.

(M040)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013