sentimen pelaku usaha masih cukup optimistis, meskipun dihadapkan dengan dinamika perlambatan ekonomi dunia saat ini
Jakarta (ANTARA) - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan menyebutkan penguatan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur pada Juni 2023 menjadi bukti bahwa sentimen pelaku usaha tetap optimistis.
“Peningkatan PMI manufaktur nasional di bulan Juni ini menunjukkan sentimen pelaku usaha masih cukup optimistis, meskipun dihadapkan dengan dinamika perlambatan ekonomi dunia saat ini,” kata Kepala BKF Febrio Kacaribu dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.
Febrio menjelaskan tingkat permintaan yang masih bertahan serta meningkatnya kapasitas produksi dan kebutuhan tenaga kerja mendorong pertumbuhan PMI manufaktur yang tetap ekspansif.
“Kondisi ini perlu terus dijaga untuk menopang keberlanjutan tren positif pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja dalam jangka pendek,” tambah dia.
Hasil survei PMI Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global pada bulan Juni menyentuh posisi ekspansif 52,5 dari sebelumnya 50,3 pada Mei 2023.
Dengan capaian tersebut, sektor manufaktur Indonesia secara konsisten ekspansif selama 22 bulan berturut-turut sejak September 2021.
Baca juga: PMI Manufaktur Indonesia Juni tumbuh ekspansif di level 52,5
Baca juga: Menperin sebut optimisme pelaku manufaktur modal bangun industri
Sejalan dengan BKF, S&P Global juga menyebut kenaikan permintaan dan peningkatan produksi menjadi faktor yang mendorong penguatan PMI manufaktur Indonesia.
Pada saat yang sama, tingkat ketenagakerjaan di sektor manufaktur Indonesia mengalami peningkatan pada laju yang paling cepat dalam sembilan bulan. Hal itu disebabkan bisnis memperluas kapasitas tenaga kerja untuk mengatasi kenaikan beban kerja.
S&P Global melaporkan Indonesia menjadi satu dari dua negara ASEAN yang mencatat pertumbuhan lebih kuat pada bulan Juni. Selain Indonesia, negara yang menunjukkan penguatan PMI manufaktur adalah Singapura di posisi 52,7.
Sementara Thailand mengalami penurunan ke angka 53,2, Filipina 50,9, Myanmar 50,0, Malaysia 47,7 dan Vietnam 46,2.
Adapun PMI manufaktur ASEAN secara keseluruhan tercatat di angka 51,0. Dengan demikian, PMI manufaktur Indonesia melampaui PMI manufaktur ASEAN.
Baca juga: Kemenkeu: Pemulihan ekonomi membuat RI kembali ke kelas menengah atas
Baca juga: Kemenkeu: Realisasi pendanaan proyek strategis nasional Rp112 triliun
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023