Agar tercipta perjanjian ekonomi komprehensif perlu ditetapkan standar-standar. Kita juga suka kalau diadakan dengan ASEAN tapi kita berfokus pada Indonesia dulu."
Berlin (ANTARA News) - Kanselir Jerman Angela Merkel menyambut baik upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mewujudkan perjanjian kawasan perdagangan bebas (FTA) antara Indonesia dan Uni Eropa.
Merkel menyampaikan pernyataannya melalui penerjemah di kantornya, di Berlin, Selasa, seusai melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Kami senang bahwa akan ada perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Eropa, itu sangat penting," katanya. Ia kemudian merujuk pada peningkatan hubungan ekonomi antara China dan Asia Tenggara paskakesepakatan perdagangan bebas.
"Uni Eropa juga memerlukan jaringan hubungan itu dan saya sangat berusaha untuk mendukung hal itu," katanya.
Namun, Merkel menyadari bahwa tidak mudah mencari kesepakatan dengan seluruh negara anggota ASEAN.
"Kita percaya antara ASEAN dan Uni Eropa membutuhkan suatu perjanjian tentang perdagangan bebas tapi jelas kita tidak langsung mendapatkan perjanjian itu dari semua negara ASEAN," katanya.
Menurut dia, upaya mewujudkan kerja sama itu adalah dengan merintis perjanjian kerja sama Indonesia dan Uni Eropa.
"Agar tercipta perjanjian ekonomi komprehensif perlu ditetapkan standar-standar. Kita juga suka kalau diadakan dengan ASEAN tapi kita berfokus pada Indonesia dulu," katanya.
Ia kemudian menjelaskan bahwa Uni Eropa juga menjalin kerja sama serupa dengan Kolumbia sebelum dengan Amerika Latin.
Sementara itu Presiden Yudhoyono mengatakan bahwa perspektif Asia terhadap kawasan perdagangan bebas itu adalah suatu keutuhan, misalnya menjadi satu paket kerja sama di bidang perdagangan dan investasi. Keduanya tidak bisa dipisahkan.
Lebih lanjut ia menyatakan dukungannya agar perjanjian kemitraaan ekonomi komprehensif antara Uni Eropa dan ASEAN segera diselesaikan.
"Negosiasi perundingan tengah berjalan dan mudah-mudahan ini menjadi bagian pemulihan perdagangan dan pertumbuhan dunia yang harapan kita `strong, balance inklusif dan sustainable," ujarnya.
Presiden Yudhoyono melakukan kunjungan kerja selama tiga hari di Berlin, 3-6 Maret. (G003/M016)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013