Teheran (ANTARA News) - Iran Selasa menolak klaim Dewan Kerja sama Teluk bahwa pihaknya campur tangan dalam urusan kelompok-kelompok dalam negeri, dan Teheran bersikeras bahwa pihaknya tetap jauh dari isu-isu dalam negeri negara lain.
"Intervensi Iran dalam urusan Bahrain adalah bertentangan dengan realitas dan klaim itu dibuat dalam rangka untuk melarikan diri dari masalah sebenarnya, dan karenanya tidak akan mempunyai hasil," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast pada konferensi pers mingguannya.
"Kami tidak, tidak, tidak akan ikut campur dalam masalah dalam negeri setiap negara."
Bahrain, salah satu dari enam monarki Arab yang membentuk GCC, pada akhir pekan mendesak dewan untuk bersatu melawan "campur tangan" Iran.
GCC "tampak maju menuju hubungan yang lebih baik dengan Iran, namun sayangnya yang terakhir terus campur tangan dalam urusan internal mereka," kata Menteri Luar Negeri Bahrain Sheikh Khaled al-Khalifa.
"Hal ini penting bagi negara kita untuk bersatu menentang gangguan" dari Republik Islam Syiah di Teluk, kata menteri luar negeri Bahrain yang diperintah Sunni.
Bahrain pada Februari menuduh Iran telah membentuk "sel teroris" untuk mendorong kekerasan di kerajaan itu.
Klaim tersebut adalah yang terbaru dalam serangkaian tuduhan terhadap Iran yang mendukung para aktivis menuntut porsi besar dalam politik Bahrain yang mayoritas Syiah.
Mehmanparast mengatakan, Bahrain harus mendengarkan rakyatnya sendiri.
Dia mendesak Bahrain "untuk mencari solusi yang tepat untuk masalah tersebut - dengan mendengarkan tuntutan sah rakyat mereka sendiri bukannya melakukan aksi militer dan keamanan."
Bahrain telah mengalami dua tahun pergolakan politik terkait dengan tuntutan oposisi untuk sebuah monarki konstitusional yang nyata, dengan kerusuhan mengklaim setidaknya 80 orang tewas, menurut kelompok-kelompok hak asasi internasional.
Selain Bahrain, GCC terdiri dari atas Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Oman, demikian AFP.
(H-AK)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013