"Orang ini (yang dimaksud Abubakar Bashir), meskipun dia tidak terlibat langsung, tapi dia adalah pemimpin spiritual satu organisasi yang memberikan doa umum kepada seluruh acara," katanya.

Sydney (ANTARA News) - Perdana Menteri Australia John Howard, Minggu, mengatakan, dia akan mengatakan kepada presiden Indonesia dalam pertemuan mendatang atas kemarahan Australia terhadap pembebasan tokoh Abubakar Ba'asyir. Tersangka kepala kelompok Jemaah Islamiyah itu dibebaskan pekan lalu setelah menjalani hukuman penjara selama 26 bulan atas perkara konspirasi bom Bali tahun 2002 yang menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga Australia. "Saya akan berkomunikasi dengan presiden pribadi mengenai kemarahan masyarakat Australia, terutama yang berkaitan dengan orang-orang yang tewas di Bali 2002," kata Howard dalam satu wawancara televisi seperti dilaporkan AFP. "Orang ini (yang dimaksud Abubakar Ba'asyir), meskipun dia tidak terlibat langsung, tapi dia adalah pemimpin spiritual satu organisasi yang memberikan doa umum kepada seluruh acara." Howard akan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Indonesia pada akhir bulan ini untuk membahas pemulihan hubungan antara kedua negara, setelah Indonesia disakiti oleh Australia yang memberikan suaka kepada 42 separatis dari provinsi Papua. Howard diharapkan membahas dua kasus, yakni pemberian suaka dan pembebasan Abubakar Ba'asyir, di mana masing-masing negara berpegang teguh pada proses legal negara masing-masing. Howard mengatakan dia telah menulis surat kepada Yudhoyono bahwa Dewan keamanan PBB mencatat Abubakar Ba'asyir sebagai seorang teroris dan bahwa dia adalah subyek yang aset-asetnya bisa dibekukan, larangan kunjungan internasional dan larangan untuk mendapatkan akses senjata.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006