Hujan lebat melanda beberapa bagian Hunan sejak Kamis (29/6), dengan Prefektur Otonom Etnis Tujia dan Miao Xiangxi mencatatkan curah hujan paling parah, menurut kantor pusat pengendalian banjir dan kekeringan provinsi tersebut.
Di prefektur tersebut saja, kerugian ekonomi langsung diperkirakan mencapai sekitar 575 juta yuan (1 yuan = Rp2.074).
Di wilayah Guzhang dan Baojing, area yang terdampak paling parah di bawah prefektur tersebut, cuaca telah kembali cerah dan banjir telah surut.
Pejabat dan penduduk setempat terlihat bekerja sama untuk memulihkan jaringan transportasi, listrik, dan komunikasi.
"Saya mendengar genderang ditabuh sekitar pukul enam pagi pada Jumat (30/6). Saya membuka pintu dan mendapati pejabat desa sedang menabuh genderang dan memperingatkan penduduk desa akan banjir. Hanya dalam 10 menit, air banjir naik dari ambang pintu ke lutut saya," ujar seorang penduduk desa bernama Deng Zhongxiang menceritakan apa yang dialaminya.
"Saya belum pernah melihat banjir sebesar ini dalam beberapa dekade," imbuh Deng.
Hujan lebat juga memicu genangan air di area perkotaan di wilayah Baojing. Pemerintah setempat mengerahkan lebih dari 3.000 anggota dan pejabat partai untuk membantu masyarakat dalam hal drainase, pengerukan, dan disinfeksi.
Di lokasi pengungsian, makanan, air, tenda dan selimut telah disediakan untuk penduduk yang mengungsi.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023