Jakarta (ANTARA News) - Pengamat perminyakan Dr Kurtubi menyatakan optimis target pemerintah mengalihkan konsumsi minyak tanah ke gas elpiji untuk keperluan rumah tangga dapat tercapai pada 2010. "Untuk nilai kalori yang sama elpiji lebih ekonomis daripada minyak tanah," kata Direktur Eksekutif Center for Petroleum and Energy Economics Studies di Jakarta, Minggu. Menurut perhitungannya, satu kg elpiji untuk kebutuhan memasak sama dengan menggunakan 1,75 liter minyak tanah untuk memasak. Sementara jika keduanya dibiarkan tanpa subsidi, biaya satu kg elpiji Rp4.250 dan biaya satu liter minyak tanah mencapai Rp5.600. "Cadangan minyak bumi 4,12 miliar barrel juga akan habis 10-15 tahun lagi, sedangkan cadangan gas 94,78 triliun kaki kubik (TSCF) habis 30-40 tahun lagi. Dengan demikian ketergantungan impornya juga lebih rendah," katanya. Apalagi, lanjutnya, elpiji lebih ramah lingkungan, bersih, mudah menggunakannya, serta lebih berstatus sosial dan ke depan harganya lebih stabil, tak mengikuti fluktuasi harga minyak dunia. Karena itu, pemerintah perlu serius mengalihkan subsidi minyak tanah ke subsidi gas, sehingga masyarakat akan berminat mengikuti target pemerintah tersebut. Sebelumnya, Presdir PT Aditec Cakrawiyasa Rawono Sosrodimulyo yang diminta melakukan studi perbandingan tipe-tipe kompor gas mengatakan, jika rencana pemerintah mengalihkan subsidi minyak tanah ke elpiji maka daya beli masyarakat akan naik. "Karena ada penghematan sebesar Rp258 ribu per tahun untuk 37 juta rumah tangga atau senilai Rp1,9 triliun per tahun atau Rp9,5 triliun untuk lima tahun ke depan," katanya. Selain itu, menurut Rawono, akan ada peluang bisnis senilai Rp4,38 triliun per tahun atau Rp21,9 triliun untuk lima tahun ke depan. Dikatakannya, bisnis itu juga berkaitan dengan diperlukan tambahan kompor elpiji sebanyak 37 juta unit kompor untuk mengganti seluruh kompor minyak tanah yang dipakai masyarakat saat ini dan tambahan 111 juta botol elpiji. Selain itu, untuk mendistribusikan 5,04 juta ton elpiji diperlukan beberapa tambahan infrastruktur hingga ke pelosok daerah dan sistem distribusinya, katanya. Aman Menristek Kusmayanto Kadiman juga menekankan bahwa elpiji aman dan bahwa adanya ledakan elpiji hanyalah akibat kelalaian manusia. "Tak pernah ada tabung elpiji meledak, yang ada hanya lupa menutup keran tabung atau pipa bocor lalu gas keluar dan terkumpul di ruangan yang jika ada yang memantik api maka timbul ledakan," katanya. Ia juga akan mengupayakan kompor dan tabung gas yang disubsidi untuk menggerakkan masyarakat agar bersedia beralih dari minyak tanah ke gas. "Dulu perlu waktu panjang untuk mengubah masyarakat beralih dari kompor kayu bakar ke kompor minyak tanah," katanya. Kompor elpiji ujarnya akan ada yang dibuat menyatu dengan tabungnya dan menghilangkan peran pipa. Selain itu tabung elpiji juga akan dijual dalam bentuk tiga kiloan, sehingga masyarakat kecil yang pendapatannya harian mampu membelinya, ujarnya. (*)
Copyright © ANTARA 2006