New Delhi (ANTARA) - Pemerintah India meminta saran masyarakat dalam upaya untuk meredam lonjakan harga tomat di negara di Asia Selatan tersebut.
Langkah itu dilakukan saat harga tomat mencapai 1 dolar AS (1 dolar AS = Rp15.000) lebih per-kilogram. Tomat merupakan bahan penting dalam masakan India, sebelumnya dijual dengan harga 1 dolar AS per 4 kilogram di negara itu.
Kementerian Urusan Konsumen, Pangan, dan Distribusi Publik India mengumumkan pekan retas (hackathon) Tomato Grand Challenge (TGC) yang bertujuan untuk mengatasi ketersediaan dan keterjangkauan tomat bagi konsumen serta memastikan nilai yang adil bagi petani tomat.
Peserta TGC diundang untuk berpartisipasi melalui dua jalur, pertama, ditujukan untuk mahasiswa, akademisi penelitian, dan anggota fakultas. Jalur kedua ditujukan untuk individu industri, perusahaan rintisan (start-up) India, Usaha Mikro, Kecil & Menengah (UMKM), serta profesional Kemitraan Kewajiban Terbatas (LLP).
Menurut kementerian itu, TGC mengundang gagasan inovatif di seluruh rantai nilai tomat dan ide-ide pemenang akan dievaluasi, dikembangkan menjadi prototipe, dan diimplementasikan dalam skala besar.
Pemerintah India juga berupaya mengatasi fluktuasi harga yang disebabkan variasi musiman, gangguan rantai pasokan, kondisi cuaca buruk, dan surplus produksi lokal.
"Siklus musim tanam dan panen serta variasi di seluruh wilayah terutama bertanggung jawab atas harga tomat musiman," kata kementerian itu.
Kementerian itu menyebutkan bahwa terlepas dari harga normal musiman, gangguan rantai pasokan sementara dan kerusakan tanaman akibat kondisi cuaca buruk, sering menyebabkan lonjakan harga secara tiba-tiba.
Menurut para ahli, dengan datangnya musim panen Juli-November, harga tomat kemungkinan besar akan turun.
Pemerintah India sebelumnya meminta saran masyarakat untuk meredam kenaikan harga bawang. Pemerintah kemudian menerima 13 gagasan mengenai nilai tambah dan pengendalian harga bawang.
Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023