Pada 2011 nilai perdagangan kedua negara mencapai 6,7 miliar dolar AS dan pada 2012 meningkat menjadi 7,2 miliar dolar AS."

Berlin (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia optimistis nilai perdagangan Indonesia dengan Jerman akan mencapai 12 miliar dolar AS pada 2015 didorong oleh kerja sama komprehensif kedua negara di bidang perdagangan dan juga sejumlah kesepakatan kerja sama yang telah ditandatangani.

"Sejak awal Jerman telah menjadi salah satu investor penting di Indonesia. Seperti kita ketahui bersama sejak tahun 2000 hingga 2012 investasi Jerman di Indonesia mencapai 1,2 miliar dolar AS dan saya percaya di masa mendatang investasi Jerman di Indonesia akan terus meningkat," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan pidato dalam acara pertemuan dengan pengusaha Jerman di Berlin, Senin siang waktu setempat.

Dengan capaian yang terus meningkat, Kepala Negara berkeyakinan angka tersebut akan terus meningkat tajam hingga pada 2015 nanti bisa mencapai 12 miliar dolar AS.

"Pada 2011 nilai perdagangan kedua negara mencapai 6,7 miliar dolar AS dan pada 2012 meningkat menjadi 7,2 miliar dolar AS," kata Yudhoyono.

Peluang investasi dan pengembangan bisnis di Indonesia, kata Presiden, terbuka dengan lebar mengingat dalam lima tahun terakhir Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang tercatat sebagai nomor dua di Asia setelah China.

Keikutsertaan Indonesia secara aktif di berbagai forum ekonomi dunia, katanya, menjadi nilai tambah sebagai salah satu pertimbangan penanaman investasi di dalam negeri.

"Indonesia dan Jerman sepakat bekerja sama dalam sejumlah bidang yaitu perdagangan dan investasi, kesehatan, pendidikan, riset dan teknologi serta industri pertahanan. Sebagai tambahan kami juga sepakat meningkatkan kerja sama di bidang pangan, energi dan transportasi," tegasnya.

Dalam kesempatan itu Kepala Negara juga memaparkan tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di mana pengusaha Jerman dapat ikut serta dalam program tersebut.

"Program tersebut akan mendorong perkembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di seluruh Nusantara mulai dari Medan di pulau Sumatera, Bandung, Surabaya di Jawa, Palangkaraya di Kalimantan, Makassar di Sulawesi hingga Merauke di Papua," katanya.

Presiden meyakinkan bahwa keputusan menanamkan modal di Indonesia merupakan keputusan yang tepat. (G003*P008/Z002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013