Dubai (ANTARA) - Iran akan menunda untuk mengirim duta besar baru ke Swedia sebagai bentuk protes atas pembakaran Al Quran di luar sebuah masjid di Stockholm, kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian pada Minggu.
Seorang pria merobek dan membakar Al Quran di luar masjid sentral Stockholm pada Rabu (28/6), bertepatan dengan perayaan Idul Adha.
Kepolisian Swedia menahan pelaku pembakaran kitab suci itu dengan tuduhan penghasutan terhadap sebuah kelompok etnis atau kebangsaan tertentu. Dalam wawancara dengan sebuah surat kabar, pelaku pembakaran tersebut menyatakan dirinya sebagai seorang pengungsi Irak.
Kementerian luar negeri Iran telah memanggil kuasa usaha Swedia pada Kamis (29/6) untuk mengutuk tindakan yang merupakan penghinaan terhadap bentuk kesucian Islam yang paling sakral.
"Meski prosedur pemerintahan untuk menunjuk seorang duta besar baru ke Swedia telah berakhir, proses untuk mengirimnya telah ditunda karena Pemerintah Swedia memberikan izin untuk penodaan kitab suci Al Quran," kata Amirabdollahian dalam Twitter pada Minggu.
Ia tidak merinci berapa lama Iran akan menahan diri untuk tidak mengirimkan duta besar ke Swedia.
Sementara kepolisian Swedia telah menolak sejumlah pengajuan terbaru untuk melakukan unjuk rasa anti-Al Quran, pihak pengadilan telah menolak keputusan kepolisian tersebut dengan alasan melanggar kebebasan berpendapat.
Dalam izin untuk unjuk rasa Rabu, kepolisian Swedia menyatakan meski "kemungkinan akan ada dampak ke kebijakan luar negeri", risiko keamanan dan dampak terkait pembakaran Al Quran disebut tidak bisa membuat pengajuan demonstrasi itu ditolak.
Sumber: Reuters
Baca juga: Uni Eropa sebut pembakaran Al Quran adalah tindakan provokasi
Baca juga: Malaysia kutuk tindakan Islamofobia, pembakaran Al Quran di Swedia
Baca juga: Erdogan tegaskan Turki tak terprovokasi pembakaran Al-Qur'an di Swedia
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023