Siaran pers Indosat diterima Antara di Jakarta, Senin menunjukkan bahwa penurunan laba bersih selama tahun 2012 dipicu tingginya beban usaha perseroan yang mencapai Rp19,51 triliun, melonjak 11,5 persen dari sebelumnya Rp17,5 triliun.
Presiden Direktur Indosat Alexander Rusli mengatakan, selama 2012, perusahaan mampu membukukan pendapatan usaha sebesar Rp22,72 triliun, tumbuh 10,4 persen dari sebelumnya Rp22,72 triliun.
Menurut Alex, pendapatan usaha dikontribusi dari pendapatan seluler yang naik 12 persen menjadi Rp18,76 triliun dari sebelumnya Rp16,75 triliun pada 2011.
Pendapatan juga disumbang dari pendapatan nonseluler yang tumbuh 3,4 persen dari Rp3,83 triliun menjadi Rp3,96 triliun.
"Peningkatan pendapatan seluler didorong pertumbuhan jumlah pelanggan seluler yang mencapai 13,1 persen, dari 51,7 juta nomor menjadi 58,5 juta nomor," kata Alex.
Selanjutnya, pada tahun 2012 perusahaan juga mampu meningkatkan pendapatan Data Tetap (MIDI) yang dipicu kenaikan penerimaan dari proyek e-KTP, sewa transponder satelit Palapa-D, dan proyek-proyek lainnya.
Adapun pendapatan layanan telepon tetap (Telekomunikasi Tetap) mengalami penurunan karena merosotnya pendapatan layanan Sambungan Langsung Internasional (SLI) akibat turunnya tarif dan trafik, serta penurunan pendapatan layanan telepon tetap nirkabel (FWA) dikarenakan penurunan jumlah pelanggan FWA.
"Kedepannya, kami akan mempersiapkan diri untuk menghadapi lingkungan industri yang lebih menantang namun menjanjikan di tahun 2013, terutama dalam menangkap peluang pertumbuhan data," ujar Alex.
Ia menambahkan, trafik data selama tahun 2012 mencapai 15.194 terabyte, meningkat 57,1 persen dibanding sebelumnya 9.671 terrabyte, sementara trafik SMS sebanyak 268 juta naik 4,4 persen dari sebelumnya 257 juta.
Selama tahun 2012, seluruh layanan seluler Indosat ditangani sebanyak 21.930 BTS terdiri atas 17.334 BTS 2G, dan 4.596 BTS 3G (nodeB).
(R017/D007)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013