Padang (ANTARA) - Epidemiolog yang juga Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas (Unand), Defriman Djafri menyarankan pemerintah agar tetap menerapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi meskipun Indonesia telah mencabut status pandemi COVID-19.
"Salah satu yang hilang di Indonesia dalam hal penanganan atau pencegahan COVID-19 ialah penerapan aplikasi seperti PeduliLindungi," kata Defriman Djafri di Padang, Minggu.
Baca juga: Epidemiolog ingatkan penderita komorbid tetap waspada COVID-19
Jika melihat beberapa negara, seperti China dan Korea Selatan hingga kini masih tetap memberlakukan aplikasi semacam PeduliLindungi. Hal itu dilakukan guna memastikan setiap individu yang masuk atau keluar dari suatu negara tetap bisa dipantau melalui bantuan teknologi.
"Itu (PeduliLindungi) tetap penting diterapkan seperti yang diterapkan China dan Korea Selatan. Tujuannya, jika ada individu yang masuk ke Indonesia, tenaga kesehatan akan lebih mudah melacaknya," kata dia.
Sayangnya, Defriman melihat banyak pihak menganggap sepele penerapan aplikasi tersebut, yang sejatinya merupakan salah satu ikhtiar mengantisipasi apabila terjadi penularan COVID-19 di Tanah Air setelah pencabutan status pandemi.
"Perlu diingat, untuk pengendalian COVID-19 contact tracing ini penting sekali," ucapnya.
Selain itu, Defriman juga mengingatkan pemerintah atau pemangku kepentingan terkait agar terus memonitor isu-isu kesehatan global. Sebab, varian COVID-19 bisa saja tidak muncul di Tanah Air, namun berkembang atau bermutasi di negara lain.
Baca juga: Epidemiolog Unand: Perkuat 3T dan 3M cegah dan kendalikan COVID-19
Baca juga: Epidemiolog: Evaluasi vaksin tahap satu untuk keberhasilan tahap kedua
Oleh karena itu, penguatan literasi tentang kesehatan, surveilans dan skrining tetap penting dilakukan pemerintah guna mencegah COVID-19 kembali menular di Indonesia.
Ia menambahkan infeksi atau penularan lokal (transmisi lokal) COVID-19 awalnya disebabkan oleh kasus dari luar negeri atau disebut juga dengan imported case yang kemudian terjadi penularan secara masif di Indonesia.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023