Selama ini pemerintah khususnya Kemendag telah banyak melakukan sesuatu, tetapi gaungnya tidak terlalu signifikan"

Jakarta (ANTARA News) - Sekjen Kemendag Gunaryo mengatakan instansinya akan gencar menggaungkan hasil kerjanya selama ini sehingga masyarakat akan lebih banyak yang mengetahuinya.

"Selama ini pemerintah khususnya Kemendag telah banyak melakukan sesuatu, tetapi gaungnya tidak terlalu signifikan," kata usai menandatangani nota kesepahaman (MoU) Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjalin kerja sama dengan Perum LKBN ANTARA untuk mempublikasikan pemberitaan yang terkait dengan kebijakan dan kinerja perdagangan Indonesia, di Jakarta, Senin.

MoU tersebut ditandatangani Sekjen Kemendag Gunaryo dan Direktur Pemberitaan LKBN ANTARA Akhmad Kusaeni, yang disaksikan Dirut LKBN ANTARA M Saiful Hadi.

Gunaryo mengatakan ada 10 isu utama dalam bidang perdagangan yang perlu mendapat publikasi dengan baik, antara lain kesiapan masyarakat Indonesia menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (AEC).

"Dalam 20 bulan ke depan kita akan menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN. Bila Thailand secara masif melakukan sosialisasi (AEC) kepada setiap komponen bangsanya, kita belum seperti itu," katanya.

Oleh karena itulah, ia menilai perlu peranan Perum LKBN ANTARA sebagai kantor berita yang berbadan hukum BUMN untuk membantu menyosialisasikan hal tersebut kepada masyarakat, hingga ke pelosok tanah air.

Selain itu, Gunaryo juga menyoroti isu penting lainnya, terkait revitalisasi pasar tradisional, untuk mendukung distribusi barang kepada masyarakat.

Menurut dia, banyak kisah sukses revitalisasi pasar yang diungkapkan media, seperti keberhasilan revitalisasi Pasar Agung di Denpasar, Bali.

"Pasar itu setelah kami revitalisasi mampu meningkatkan omzetnya sampai 700 persen," ujarnya. Sebelum direvitalisasi Pasar Agung, hanya beromzet Rp1 miliar, katanya.

Ia juga berharap LKBN ANTARA mengungkapkan reformasi birokrasi di Kemendag yang secara berkesinambungan terus dilakukan.

Sementara itu Dirut Perum LKBN ANTARA M Saiful Hadi mengatakan saat ini ANTARA memantapkan posisi sebagai pusat informasi kebijakan negara.

"Kami menempatkan diri sebagai `Goverment PR,` karena selama ini sering kali tidak ada yang memberitakan keberhasilan pemerintah. Itu yang kami lakukan, apa yang media lain tidak beritakan (keberhasilan pemerintah), kami beritakan," ujarnya.

Apalagi, kata dia, ANTARA memiliki kekuatan jaringan pemberitaan di semua provinsi di Indonesia dan perwakilan di sejumlah negara. Tugas ANTARA, kata dia, memberitakan keberhasilan pemerintah memberi citra yang baik terutama terhadap investor dan komunitas di luar negeri.

(R016)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013