Jakarta (ANTARA) - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyatakan sekolah perlu membentuk satuan tugas (satgas) khusus yang terdiri atas perwakilan guru, siswa, dan orang tua untuk mencegah dan menindaklanjuti kasus perundungan (bullying) yang dialami siswa di sekolah.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal FSGI Heru Purnomo menanggapi kejadian seorang peserta didik berinisial R (13) yang melakukan pembakaran sekolah di Temanggung, Jawa Tengah, karena sakit hati akibat mengalami perundungan oleh teman sekolahnya.
Baca juga: FSGI: Satuan pendidikan butuh penguatan perlindungan dari kekerasan
Menurut dia, penting untuk membuat sistem pengaduan yang dapat melindungi korban dan saksi, serta penanganan yang melibatkan psikolog, baik dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak maupun lembaga lain, agar pelaku kekerasan tidak mengulangi perbuatan yang sama.
"Sayangnya pembentukan satgas dan sistem pengaduan yang diamanatkan oleh Permendikbud 82/2015 belum banyak diimplementasikan di sekolah-sekolah," katanya.
Heru menegaskan, pihak sekolah dilarang keras untuk mengabaikan pelaporan perundungan yang dialami siswa, karena dalam kasus R, ketika pihak sekolah dimintai keterangan oleh berbagai pihak, tampak bahwa sekolah tidak memahami kondisi psikologis korban.
Baca juga: FSGI dorong satuan pendidikan berikan rasa aman pada anak
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh FSGI sepanjang Januari-Juni 2023, ada 12 kasus perundungan di satuan pendidikan yang terjadi. Dari 12 kasus tersebut, delapan kasus sudah diproses secara hukum.
"Pelaku ada orang dewasa, juga sesama anak. Barangkali karena ada orang dewasa yang terlibat, banyak yang tidak berani melaporkan kasusnya, baik ke pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan setempat," tuturnya.
Oleh karena itu, Sekjen FSGI ini mengecam segala bentuk kekerasan di satuan pendidikan, salah satunya dengan dalih mendisiplinkan.
Heru juga menyampaikan bahwa pencegahan tindak kekerasan terhadap anak dapat dilakukan dengan kolaborasi antara sekolah dengan orang tua peserta didik.
Baca juga: Kemendikbudristek dorong program Roots untuk atasi perundungan
Ia menambahkan, orang tua juga harus mendidik anak-anaknya untuk berani berbicara jika mengalami kekerasan dari teman sebaya di sekolahnya, karena banyak korban kekerasan memilih diam, yang membuat pelaku terus melakukan kekerasan terhadap korban.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023