Cape Canaveral (ANTARA News) - Para ilmuwan menemukan apa yang mereka yakini sebagai proses pembentukan planet, yang masih dalam tahap pengumpulan material sisa pembentukan bintang induknya.
Obyek itu masih terlihat seperti gumpalan samar bersarang dalam cakram gas dan debu yang terbang memutar di sekitar bintang sangat muda, HD 100546, yang berada sekitar 355 tahun cahaya dari konstelasi Musca atau The Fly.
Menurut laporan para astronom dalam makalah di Astrophysical Journal yang dikutip Reuters, obyek baru itu disebut HD 100546 b.
Obyek yang melekat tampak berukuran sebesar Jupiter, planet terbesar dalam tata surya, meski berada 68 kali lebih jauh dari bintang induknya dibandingkan dengan jarak Bumi dan matahari.
Jika dikonfirmasi, planet HD 100546 akan menjadi yang pertama dari lebih dari 800 planet ekstrasolar dan lebih dari 2.000 kandidat planet yang ditemukan dalam fase pembentukan.
"Sejauh ini, pembentukan planet kebanyakan menjadi topik yang diselesaikan dengan simulasi komputer," kata peneliti Sascha Quanz dari ETH Zurich's Institute for Astronomy di Swiss, dalam sebuah pernyataan.
"Kalau temuan kami benar-benar merupakan sebuah pembentukan planet, maka untuk pertama kalinya ilmuwan akan bisa mempelajari proses pembentukan planet," katanya.
Para peneliti memilih obyek itu setelah menganalisis lebih dari 35.000 citra mendekati-inframerah dari cakram bintang yang diambil oleh teleskop super besar European Southern Observatory di Chili.
Saat ini sudah ada bukti bahwa obyek baru yang disebut HD 100546 b tidak sendiri, astronom baru-baru ini menemukan apa yang diyakini sebagai planet sangat besar yang bergerak mengelilingi HD 100546.
Planet yang berada dalam celah cakram debu itu 10 kali lebih dekat dengan cakram induknya dibandingkan dengan obyek baru yang ditemukan.
"Kalau dikonfirmas, HD100546 b, akan menjadi laboratorium unik untuk mempelajari proses pembentukan sistem planet baru, dengan satu planet raksasa yang baru-baru ini terbentuk dalam cakram dan satu planet kedua yang mungkin mengorbit di celah cakram," kata para peneliti dalam makalah itu.
(ANT)
Penerjemah: Maryati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013