meski sebagai tetangga terdekat, tidak banyak punya pengetahuan, tidak terhubung

Semarang (ANTARA News) - Republik Indonesia(RI) dan Australia bertekad menghilangkan blank spot di antara kedua negara dengan menggelar dialog di Sydney, Australia, Minggu (3/3) hingga rencananya Senin malam.

"Dua belah pihak merasakan hal yang sama bahwa meski sebagai tetangga terdekat, tidak banyak punya pengetahuan, tidak terhubung, salah paham, dan seterusnya," kata anggota Komisi III DPR RI Eva Kusuma Sundari dari Sydney, tempat berlangsungnya Indonesia-Australia Dialogue (IAD), Senin siang.

Dalam surat elektroniknya yang diterima ANTARA di Semarang, Eva mencontohkan kasus penyiksaan hewan potong yang menjadi isu besar di Australia. Kasus ini berdampak kecil karena bukan dianggap isu penting bagi masyarakat Indonesia.

Sebaliknya, lanjut dia, isu advokasi Papua oleh sekelompok aktivis-aktivis hak asasi manusia (HAM) Australia dianggap serius oleh masyarakat Indonesia. Kemudian, muncul analogi bahwa meski secara geografis merupakan tetangga paling dekat, sesungguhnya tetangga yang belum dikenal atau asing (blank spot).

Eva juga menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan kelanjutan dari dialog pertama pada tanggal 4-6 Oktober 2011 di Jakarta.

Ia mengemukakan bahwa IAD yang melibatkan kelompok sipil ini merupakan bagian dari strategi membangun kedekatan kedua negara, sekaligus sebagai upaya menghilangkan kesalahpahaman antar negara.

Komposisi kelompok sipil yang berpartisipasi dalam IAD 2 terdiri atas para senior editor media, politikus senior dan anggota-anggota parlemen, kelompok bisnis, serta para ilmuwan dari kampus dan lembaga "think tank" (wadah pemikir).

Selain dirinya yang hadir pada acara tersebut, terdapat dua anggota DPR RI lainnya, yakni Stamboel dan Zulkiflimansyah dari PKS, sedangkan dari Parlemen Australia Senator Bob Carr (Menlu), Julie Bishop (Wakil Ketua Oposisi), Ed Husic (Partai Buruh), dan Ken Wyat (Partai Liberal).

(ANT)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013